Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong PT Pertamina (Persero) menggantikan pabrik Pupuk Sriwijaya untuk membangun pabrik pupuk di Iran bersama National Petrochemical Company of Iran (NPCI). Menurut Menteri BUMN Mustafa Abubakar, saat ini Kementrian BUMN masih mencari alternatif untuk menggantikan Pusri.
"Pusri sudah resmi mundur, kita masih mencari alternatifnya dan BUMN coba undang pertamina untuk masuk menggantikan Pusri," ujar Mustafa, Rabu (16/6).
Undangan kepada Pertamina tersebut bukan tanpa alasan. Mustafa bilang, Pertamina memiliki proyek kerjasama dengan Iran yaitu pembangunan mini refinery. Dus, dengan adanya kerjasama tersebut, Pertamina akan dengan mudah melakukan kerjasama dengan Iran untuk membangun pabrik pupuk.
Hanya saja, lantaran core bisnis Pertamina berbeda dengan Pusri, maka Pertamina bisa menggandeng perusahaan swasta lainnya yang berminat. "Karena core bisnis yang berbeda, Pertamina tidak akan ambil single korporasi dan bisa join dengan siapa saja," tambah Mustafa.
Hingga saat ini, Pertamina belum memberikan lampu hijau atas proyek yang ditawarkan pemerintah tersebut. Alasannya sederhana saja, yaitu karena perbedaan core bisnis. "Belum ada titik temu tapi kita coba minta kepada Pertamina," kata Mustafa.
Sejatinya Pusri dan NPCI telah meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) pembangunan pabrik pupuk tersebut sejak bulan April 2007. Mereka juga telah mendirikan perusahaan patungan bernama Hengam Petrochemical Company. Sayangnya, proyek ini macet.
Sekedar mengingatkan, sejak Desember 2007 pembahasan pembangunan pabrik ini sudah mulai bergulir. Rencananya pembangunan pabrik untuk produksi urea dan amonia di Asahluye Iran dengan kapasitas produksi 3.500 ton per hari. Iran menjadi pilihan partner kolaborasi karena sumber gas di Iran cukup memadai dan harganya relatif murah. Namun, hasil dari pabrik pupuk Iran ini hanya akan didistribusikan kepada wilayah negara-negara di sekitar Iran dengan alasan demi harga keekonomian.
Hitung-hitungan diatas kertas, investasi pabrik mencapai US$ 700 juta di antaranya yang berasal dari US$ 100 juta dari Bank Pembangunan Islam dan US$ 150 juta dari Bank Iran. Pembagian saham antara pemerintah Iran dengan Pusri diperkirakan seimbang yakni masing-masing 50%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News