kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan Batubara Terbukti MNC Energy (IATA) dari 4 IUP Naik Jadi 201,32 Juta MT


Senin, 30 Mei 2022 / 10:57 WIB
Cadangan Batubara Terbukti MNC Energy (IATA) dari 4 IUP Naik Jadi 201,32 Juta MT
ILUSTRASI. terminal batubara IATA


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tambang batubara milik PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) kembali menemukan tambahan cadangan. Cadangan batubara terbukti dari 4 Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dimiliki oleh IATA naik menjadi 201,32 juta MT dari sebelumnya 158,68 juta MT.

Menurut Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), salah satu IUP yang baru saja diakuisisi oleh IATA, PT Arthaco Prima Energy (APE) berhasil menemukan tambahan cadangan sebanyak 37 juta MT dengan GAR 2.500 – 3.250 kg/kcal pada program pengeboran APE Tahap 1 dan 2 di atas lahan seluas 660 Ha, dari total area yang dapat dieksplorasi seluas 15.000 Ha.

IATA juga melakukan pengeboran pada IUP lainnya, PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE), dan KCMI melaporkan penemuan cadangan untuk IBPE Tahap 1 sejumlah 6,22 juta MT dengan GAR 3.375 kg/kcal di area seluas 960 Ha, dari total area yang dapat dieksplorasi seluas 15.000 Ha.

Adapun cadangan batubara IUP yang lain yakni PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal-N (BSPC-N) sebesar 83,27 juta MT dan Putra Muda Coal (PMC) sebanyak 76,9 juta MT. 

Baca Juga: MNC Energy (IATA) Sebut Akan Tetap Jalankan Private Placement Sesuai Aturan OJK

Jika ditotal, cadangan batubara terbukti dari 4 IUP ini sebesar 201,32 juta MT atau naik dari sebelumnya 158,68 juta. 

Manajemen IATA dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Mei 2022 memaparkan, dengan menggunakan harga rata-rata batubara HBA dari tahun 2021 hingga Mei 2022, kegiatan penambangan Arthaco Prima Energy dan Indonesia Batu Prima Energi akan menghasilkan Net Present Value (NPV) masing-masing sebesar US$ 220,4 juta dan US$ 34,9 juta, dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 55,2% dan 59,5%, Break-Even Point (BEP) sebesar 7,29 juta MT dan 1,94 juta MT, serta Payback Period masing-masing 2,06 tahun dan 1,54 tahun.

Penemuan cadangan dan sumber daya batubara diakui manajemen IATA akan terus meningkat karena pengeboran Arthaco Prima Energy  dan Indonesia Batu Prima Energi yang saat ini telah dilakukan secara kolektif, belum mencapai 15% dari total area yang dapat ditambang. 

Pengeboran APE Tahap 3 dijadwalkan segera selesai pada kuartal ini, sedangkan pengeboran Tahap 4 dijadwalkan akan selesai pada pertengahan kuartal berikutnya.

Arthaco Prima Energy  dan Indonesia Batu Prima Energi masing-masing memiliki IUP operasi seluas 15.000 Ha di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Lokasi penambangan APE hanya berjarak 12,5 km dari sungai dan sekitar 108 km ke area transhipment di Pelabuhan Tanjung Buyut. 

Baca Juga: Sejumlah Emiten Sektor Energi Catat Kinerja Apik Sepanjang Kuartal I

Sedangkan lokasi penambangan IBPE berjarak 5 km dari pelabuhan dan memiliki jarak yang sama yaitu 108 km ke area transhipment di pelabuhan Tanjung Buyut. Baik APE maupun IBPE ditargetkan untuk mulai berproduksi pada tahun ini.

Saat ini untuk IUP milik IATA lainnya yakni PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal – South (BSPC-S), PT Primaraya Energi (PE), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP), dan PT Energi Inti Bara Pratama (EIBP) dikatakan  masih perlu pengeboran lanjutan. 

Adapun saat ini manajemen IATA mengungkapkan kegiatan pengeboran masih terus dijalankan dan cadangan terbukti akan terus bertambah jika hasil eksplorasi menunjukkan temuan batu bara baru. IATA mengestimasi cadangan batu bara untuk semua IUP mencapai minimal 600 juta MT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×