Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia diyakini memiliki cadangan gas bumi besar yang dapat diandalkan untuk transisi energi. Menurut catatan Kementerian ESDM di 2021, cadangan gas bumi di Indonesia cukup sampai 20 tahun.
Melansir catatan Kementerian ESDM 2021, cadangan gas bumi Indonesia mencapai 62,4 triliun kaki kubik (cubic feet) dengan cadangan terbukti 43,6 triliun kaki kubik (cubic feet). Dengan asumsi produksi gas 6 billion standard cubic feet per day (bscfd), umur cadangan gas bumi Indonesia mencapai 20 tahun jika tidak ada penemuan cadangan baru.
Ekonom Energi sekaligus pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menjelaskan, ketersediaan cadangan gas nasional saat ini sangat berpotensi menjadi tulang punggung transisi energi ke depan.
Baca Juga: Pemerintah Optimistis WK North Ganal Cepat Produksi
“Tetapi untuk cadangan tersebut dapat terproduksi dan terkonversi menjadi pasokan energi, lapangan gas harus layak dikembangkan secara keekonomian. Infrastruktur penyalurannya juga harus ada. Kuncinya dalam hal ini lagi-lagi keekonomian,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (9/10).
Selain itu, harga gas mesti kompetitif dan menarik baik di sisi hulu maupun tengah (midstream). Di pengguna akhir sebaiknya harga gas tidak diseragamkan dan dikunci, tetapi didasarkan proses business to business (B2B).
Jika penggunanya memerlukan subsidi atau insentif, pemerintah diharapkan dapat memberikan insentif langsung atau tertarget, bukan mematok atau mengunci harganya di level tertentu seperti saat ini.
Menurut Pri Agung, apabila kebijakan gas tepat, baik di hulu, midstream, maupun hilir, produksi dan pasokan gas akan lebih baik.
Demi menemukan cadangan gas maupun minyak baru ke depannya, Pri Agung menyatakan, agar pemerintah dapat mendukung aspek keekonomian proyek.
Mengingat, salah satu objektif terbesar perusahaan migas mendapatkan keuntungan. Urusan ketahanan energi merupakan tugas pemerintah.
“Jika pun perusahaan itu punya target menambah ketahanan cadangan migas dalam negeri maka itu adalah BUMN. tetapi tetap saja jika ditempatkan dalam kerangka bisnis, pertimbangannya tetap yang utama keuntungan bagi perusahaan,” jelasnya.
Baca Juga: SKK Migas Beri Apresiasi Atas Penemuan Cadangan Gas di WK North Ganal Kaltim
Dalam konteks ini, sepanjang bisnis atau keekonomian sejalan dengan objektif perusahaan, maka upaya untuk menemukan cadangan gas baru akan semakin diminati. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui, pemerintah juga dapat keuntungan ketahanan energi nasional.
Beda cerita jika suatu proyek tidak terpenuhi aspek keekonomiannya, tentu perusahaan akan mencari tempat lain yang lebih menjanjikan.
Khusus untuk Pertamina, selaku perusahaan migas pelat merah, memiliki kewajiban membantu pemerintah meningkatkan ketahanan atau cadangan migas nasional.
"Dukungan pemerintah di dalam aspek keekonomian perlu diberikan agar aktivitas dan investasi BUMN migas terus terjaga," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News