Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) harus kembali menunda pengoperasian satu unit mesin baru dengan kapasitas 7 juta meter persegi per-tahun, penundaan ini disebabkan oleh pandemi Corona.
Sebagai informasi, sebelumnya di awal tahun 2020 CAKK sudah berencana untuk memasang satu unit mesin anyar ini, tetapi karena terhambat pandemi Corona, mereka menunda pemasangannya. Di Juli 2020, manajemen CAKK memprediksi mesin ini bisa beroperasi pada Agustus 2020, namun sayangnya pemasangannya harus kembali tertunda.
Direktur Cahayaputra Asa Keramik, Juli Berliana Posman menjelaskan mesin baru tersebut belum bisa produksi sehubungan dengan pandemi Covid-19. "Teknisi dari luar negeri tidak bisa datang ke Indonesia. Targetnya kuartal IV 2020 sudah bisa terpasang," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (28/9).
Baca Juga: AISA bakal private placement, ini dua pembeli siaga dan rincian penggunaan dananya
Di sisi lain, pemasangan mesin ini juga penting, Juli mengungkapkan permintaan keramik di kuartal III 2020 sudah jauh membaik dibandingkan kuartal II 2020, khususnya dari ritel. Maka dari itu di sisa akhir tahun ini, CAKK akan fokus berjualan keramik di ritel. "Saat ini kami sudah mencoba beberapa situs online untuk meningkatkan penjualan, kami optimistis penjualan akan bisa kami optimalkan mengingat pasar juga sudah mulai membaik," ungkapnya.
Meski sudah ada perbaikan permintaan keramik di kuartal III 2020, Juli mengatakan penjualan tersebut belum bisa menutupi penurunan drastis di kuartal sebelumnya. "Sebelumnya kami juga sempat stop produksi di awal pandemi, di kuartal II 2020," jelasnya.
Maka dari itu, Juli memproyeksikan hingga akhir tahun 2020 penjualan CAKK bisa turun lebih dari 20% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Untuk menunjang bisnisnya bisa tetap bertahan di tahun ini, CAKK menyiapkan belanja modal senilai Rp 32 miliar. Juli bilang serapan capex sudah sekitar Rp 20 miliar untuk maintanance mesin.
Baca Juga: Pinjaman bank jadi salah satu pilihan XL Axiata (EXCL) untuk pendanaan tahun ini
Adapun pada April 2020 pasar keramik dalam negeri kedapatan angin segar dengan penurunan harga gas industri menjadi US$ 6 per mmbtu. Namun sayang, menurut Juli hal ini belum bisa signifikan menekan beban produksi CAKK.
Pasalnya menurunnya harga gas industri akan efisien kalau diikuti kenaikan utilitas, sedangkan saat ini mesin baru belum beroperasi sehingga menurut Juli masih banyak hal lain yang menjadi faktor efisiensi.
Selanjutnya: Kinerja industri makanan dan minuman masih ciamik di tengah pandemi Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News