kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Caturkarda Depo (DEPO) Hanya Serap Capex Maksimal 65% di Akhir 2022, Ini Alasannya


Jumat, 16 September 2022 / 16:45 WIB
Caturkarda Depo (DEPO) Hanya Serap Capex Maksimal 65% di Akhir 2022, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Suasana gerai Depo Bangunan.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten ritel bahan bangunan, PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) mengatakan, penyerapan anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) di tahun ini tidak akan maksimal. Setidaknya, DEPO hanya akan menyerap capex sekitar 60%-65% saja.

Direktur sekaligus Corporate Secretary DEPO Erwan Irawan Noer menjelaskan, DEPO menyiapkan alokasi dana capex senilai Rp 80 miliar untuk tahun ini. Dana itu dikhususkan untuk pembukaan gerai di Pondok Gede dan Rungkut.

"Proyek Rungkut ini mundur untuk tahun 2023, sehingga tahun ini dipakai untuk pembangunan gerai di Pondok Gede dan Medan," kata dia pada paparan Public Expose Live, Jumat (16/9).

Hingga kini DEPO baru menyerap 30% dari anggaran capex.

Baca Juga: Tambah Gerai, Ini Wilayah yang Dibidik Caturkarda Depo (DEPO) Selanjutnya

Tahun ini DEPO menargetkan membuka dua gerai baru. Pertama, di Pondok Gede yang sudah dibuka pada Februari 2022 lalu. Kedua, di Medan yang ditargetkan bisa dibuka pada November 2022.

Erwan bilang, untuk gerai di Medan, bangunannya disewa dan perusahaan tinggal melakukan renovasi. Untuk itu, capex yang dibutuhkan ada dalam kisaran Rp 15 miliar-Rp 18 miliar.

Mengenai efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), DEPO mengatakan ikut terdampak. Tekanan juga dirasakan dari kenaikan harga bahan baku. Namun begitu, DEPO menilai, jika imbas dan tekanan yang ada masih bisa diterima dan disiasati dengan baik.

"Efek kenaikan harga BBM dirasakan dan berefek pada kami, salah satunya pada kenaikan harga bahan baku. Tapi konsekuensinya masih bisa diserap dan diterima," ujarnya.

Sebagai informasi, belanja modal tahun ini berasal dari dana IPO perseroan. Dari IPO, DEPO berhasil menghimpun total dana sebesar Rp 487,75 miliar. Jumlah itu telah digunakan sebesar Rp 312,05 miliar.

 

Rinciannya, untuk belanja modal Rp 10,71 miliar, pelunasan pinjaman sebesar Rp 41,091 miliar, investasi perusahaan anak Rp 201,4 miliar dan modal kerja sebesar Rp 58,86 miliar.  Sehingga dana hasil IPO masih tersisa Rp 175,7 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×