kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cegah Covid-19, Tatalogam Lestari produksi baja ringan antivirus khusus alat medis


Kamis, 02 April 2020 / 14:54 WIB
Cegah Covid-19, Tatalogam Lestari produksi baja ringan antivirus khusus alat medis
ILUSTRASI. PT Tatalogam Lestari, perusahaan produsen material atap dan baja ringan Tatalogam Luncurkan Inovasi Baru Sistem Domus


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

Ia menjelaskan, inovasi seperti ini sebenarnya pernah diterapkan saat Hongkong, China dilanda wabah SARS pada tahun 2002-2004 silam. Saat itu China mencegah penyebaran virus dengan teknologi pelapisan baja dengan cairan anti virus untuk digunakan di transportasi umum seperti MRT, kereta dan tempat umum lain.

Teknologi ini yang kemudian dikembangkan agar dapat diproduksi di pabrik bahan baku baja ringan PT Tata Metal Lestari grup dari Tatalogam di Cikarang.

"Jadi teknologi ini kami kembangkan lagi. Jadi yang tadinya hanya bisa diproduksi dengan kuantiti terbatas, tapi dengan kami aplikasikan di mesin pelapisan (CGL) kami, bisa diproduksi lebih cepat dan lebih banyak. Jadi satu bulan kapasistasnya 18 ribu ton. Dan ini kami harap bisa digunakan di mana-mana," tambahnya.

Asal tahu saja, lapisan anti virus pada baja ringan ini bisa bertahan antara 5-10 tahun tergantung keadaan lingkungan. Di kondisi ekstrem, lapisan bisa bertahan 5 tahun dan tidak butuh perawatan lain.

Baca Juga: Tatalogam tambah kapasitas produksi sekitar 20.000 ton tahun ini

Karena itu produk ini sangat cocok untuk diaplikasikan pada berbagai benda seperti meja rumah sakit, transportasi umum, perkantoran, rumah pribadi bahkan hingga benda-benda lain yang rawan dihinggapi virus seperti gagang pintu.

"Jadi ini mungkin ini inovasi kami untuk ikut membantu memerangi wabah ini dan mungkin bahkan ke depan jika ada penyakit lain, ini (baja ringan anti virus) bisa mengurangi juga lah," terangnya lagi.

Sejak mulai merebak Desember 2019 silam di Wuhan, China, virus corona hingga kini telah menginfeksi hampir satu juta orang di seluruh dunia sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menetapkannya sebagai pandemi.

Cepatnya penyebaran dan bahayanya dampak yang ditimbulkan membuat resah banyak negara termasuk di Indonesia. Apalagi, banyak penelitian yang juga menyebutkan kalau virus ini bisa bertahan di berbagai macam permukaan sehingga meningkatkan risiko penularan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×