Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BOGOR. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor Prodi Kesehatan Hewan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak untuk mencegah penyebaran penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di Bogor.
Lumpy Skin Disease adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae.
Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Belum ada laporan terkait kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementan, Syamsul Ma’arif, menyampaikan, selain menjamin hewan ternak sehat dan bebas dari penyakit hewan dan zoonosis, Kementan juga fokus untuk memastikan pelaksanaan penyembelihan hewan ternak agar memenuhi persyaratan syariat Islam dan kesejahteraan hewan, serta pendistribusian daging yang memenuhi persyaratan higienes dan sanitasi, serta keamanan pangan.
Baca Juga: Cara Alami Agar Asam Urat & Kolesterol Rontok, Tak Perlu ke Apotek
"Selain dapat disebarkan oleh lalu lintas sapi tertular dan produknya yang mengandung virus, LSD dapat juga ditularkan melalui perantara mekanik seperti gigitan serangga," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (13/7).
Ia kembali menegaskan bahwa LSD tidak menular dan tidak berbahaya bagi manusia. Ia menghimbau agar masyarakat tidak perlu panik dan terus mendukung berbagai upaya penanganan yang akan dilakukan oleh pemerintah.
Dikarenakan adanya peningkatan penyakit LSD di Indonesia, Mahasiswa Polbangtan Bogor mengabdikan dirinya ke masyarakat dengan melakukan pemeriksaan hewan ternak ke seluruh kecamatan Bogor.
Kegiatan mahasiswa ini sebagai langkah pencegahan penyakit LSD dengan melakukan pemeriksaan postmortem dan antemortem atau sebelum dan setelah penyembelihan.
Baca Juga: Perbedaan Bakteri dengan Virus dan Cara Menyembuhkan Penyakit Akibat Keduanya
Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit, namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu. Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine.
Secara tidak langsung, penularan terjadi melalui peralatan dan perlengkapan yang terkontaminasi virus LSD seperti pakaian kandang, peralatan kandang, dan jarum suntik. Penularan secara mekanis terjadi melalui vektor yaitu nyamuk, lalat, migas penggigit dan caplak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News