kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Celios Ingatkan Potensi Risiko di Balik Relaksasi Impor Food Tray untuk Program MBG


Kamis, 31 Juli 2025 / 23:26 WIB
Celios Ingatkan Potensi Risiko di Balik Relaksasi Impor Food Tray untuk Program MBG
ILUSTRASI. Seorang siswa memperlihatkan menu makanan bergizi gratis (MBG) di SMA Negeri 4 Ternate, Maluku Utara. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda ingatkan pemerintah untuk berhati-hati dalam menerapkan kebijakan relaksasi impor untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG). ANTARA FOTO/Andri Saputra/rwa.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda ingatkan pemerintah untuk berhati-hati dalam menerapkan kebijakan relaksasi impor untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Nailul menilai, pelonggaran aturan impor, termasuk untuk food tray bisa membawa risiko bagi industri dalam negeri dan keberlanjutan program.

Food tray dilunakkan impornya karena ada kebutuhan untuk program Makan Bergizi Gratis. Tapi kebijakan ini cukup berbahaya karena programnya masih sangat dinamis dan kebutuhan food tray-nya belum jelas,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (31/7/2025).

Baca Juga: APMAKI & ASPRADAM Temukan Food Tray Impor Tak Sesuai Standar, Berisiko Kesehatan Anak

Ia menambahkan, data menunjukkan bahwa hampir 100% impor food tray berdasarkan kode HS 392410, 392690, 732393, dan 732399 yang berasal dari Tiongkok. 

Hal ini membuka kemungkinan adanya kepentingan negara eksportir untuk meningkatkan penetrasi pasar di Indonesia.

“Padahal ada alternatif yang bisa digunakan, seperti produk dari anyaman bambu atau hasil produksi lokal lainnya. Pemerintah harus sangat hati-hati dalam melakukan relaksasi impor ini,” tegas Nailul.

Baca Juga: Mendag: Impor Food Tray untuk Program MBG karena Kebutuhan Sangat Besar

Kebijakan impor ini sendiri merupakan bagian dari implementasi Permendag No. 22 Tahun 2025 tentang pelonggaran aturan impor, yang tidak hanya mencakup food tray, tetapi juga barang konsumsi lain seperti sepatu olahraga.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa impor dilakukan untuk mengatasi lonjakan kebutuhan dalam waktu singkat. 

“Produk dalam negeri tetap akan digunakan. Hanya saja kebutuhannya sangat besar, sehingga diperlukan kombinasi antara pasokan lokal dan impor,” tandasnya.

Selanjutnya: Vale Indonesia Lakukan Pergantian Direksi, DPR Dorong Penguatan Tata Kelola

Menarik Dibaca: Bank Mandiri, BCA, dan Astra Otoparts Memenangkan Kehati ESG Award 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×