Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) mencatatkan kinerja yang cemerlang di sepanjang 2021. Emiten produsen kemasan fleksibel ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar 31,2% year on year (yoy) menjadi Rp 970,11 miliar dari sebelumnya Rp 739,40 miliar di 2020.
Di sepanjang tahun lalu, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan ini didominasi dari segmen farmasi yang senilai Rp 841,37 miliar. Sisanya Rp 128,73 miliar dari segmen non-farmasi. Kedua segmen ini masing-masing mencatatkan pertumbuhan 32,53% yoy dan 23,1% yoy.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, IGAR mencatatkan kenaikan beban pokok penjualan 29,67% yoy menjadi Rp 791,41 miliar. Kendati begitu, pihaknya tetap mencatatkan pertumbuhan laba kotor 39% yoy menjadi Rp 178,69 miliar.
Adapun setelah dikurangi beban-beban dan pajak, IGAR mencatatkan laba tahun berjalan tumbuh 71,19% yoy menjadi Rp 104,03 miliar dari sebelumnya Rp 60,77 miliar.
Baca Juga: Sasar Segmen Industri, Steel Pipe Industry (ISSP) akan Produksi Pipa Ukuran 8 inch
Di sisi lain, total laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga terungkit hingga 66,05% yoy menjadi Rp 73,26 miliar.
Di sepanjang 2021, total aset dan kewajiban IGAR tercatat naik lebih dari 20%. Total asetnya naik 21,56% yoy dari Rp 665,86 miliar per 31 Desember 2020 (diaudit) menjadi Rp 809,37 miliar per 31 Desember 2021 (diaudit).
Adapun total kewajiban IGAR tumbuh hingga 63,12% yoy dari sebelumnya Rp 72,28 miliar di Desember 2020 menjadi Rp 117,90 miliar di Desember 2021.
Melansir keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen IGAR pada 1 April 2022, Direktur IGAR Vera Sutidjan menjelaskan kenaikan pada total aset ini sebagian besar terjadi pada piutang usaha sebesar Rp 68,18 miliar dan kenaikan kewajiban ini sebagian besar terjadi pada utang dagang sebesar Rp 29 miliar.
Baca Juga: Ini Penopang Laba Bersih Indika Energy (INDY) yang Mencapai US$ 57,7 Juta
"Kenaikan piutang seiring dengan kenaikan penjualan, utang dagang digunakan untuk pembelian persediaan barang Perseroan," jelasnya dalam keterangan resmi.
Vera bilang, manajemen IGAR berpendapatan bahwa kenaikan dari total kewajiban tersebut hanya merupakan dampak dari siklus usaha perseroan dan tidak akan mempengaruhi kinerja secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News