kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Charoen Pokphand catat penurunan laba 22,7%


Minggu, 05 November 2017 / 18:14 WIB
Charoen Pokphand catat penurunan laba 22,7%


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) berhasil meningkatkan penjualan pada kuartal III tahun ini. Hingga periode kuartal III, perusahaan yang bergerak di bidang perunggasan ini mencatat penjualan sebesar Rp 37,5 triliun atau meningkat 33% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Catatan saja, penjualan CPIN pada kuartal III 2016 sebesar Rp 28 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan Charoen Pokphand, penjualan seluruh produk mengalami peningkatan. Penjualan ayam broiler meningkat 144,92%, atau dari Rp 4,4 triliun menjadi Rp 10,8 triliun. Sementara itu penjualan pakan meningkat 12% menjadi Rp 18,5 triliun, Day Old Chicken (DOC) juga meningkat 10,6% menjadi Rp 3,7 triliun. Sementara penjualan ayam olahan dan produk lainnya meningkat masing-masing 13% dan 17,5%.

Analis Danareksa Sekuritas Adeline Solaiman menilai peningkatan penjualan ini didorong oleh meningkatnya volume penjualan. Apalagi, menurutnya perusahaan ini baru memasuki bisnis penjualan ayam broiler pada akhir 2015, sehingga terus terjadi peningkatan penjualan hingga 2017.

"Karena CPIN masih baru memasuki bisnis brolier, kami memperkirakan, peningkatan penjualan broiler CPIN masih akan berlanjut sampai 2017. DOC dan pakan ternak memang masih mengalami meningkat," ujar Adeline, Jumat (3/11).

Meski mencatat peningkatan penjualan, namun CPIN juga mengalami penurunan laba sebesar 22,7%. Laba yang diperoleh CPIN pada periode ini sebesar Rp 1,9 triliun, sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya perusahaan ini mencatat laba hingga Rp 2,5 trilun.

Beban pokok penjualan CPIN juga meningkat drastis atau sekitatar 41,6%. Perusahaan ini mencatat beban pokok penjualan sebesar Rp 32,9 triliun, dimana pada kuartal III 2016, perusahaan ini membukukan beban pokok penjualan Rp 23,3 triliun.

Adeline pun sudah memperkirakan adanya penurunan laba ini. Namun menurutnya penurunan laba CPIN sedikit lebih besar dibandingkan perkiraan yang telah dibuatnya. Dia bilang, penurunan laba ini merupakan akibat dari berkurangnya indeks harga unggas, sementara bahan baku pakan ternak mengalami kenaikan.

Meski begitu, Adeline menyampaikan bila CPIN masih bisa bertahan akibat kemampuan ekonominya yang besar. Selain itu, CPIN pun memiliki infrastruktur yang baik sehingga tidak terjadi permasalahan dalam aktifitas penjualan.

"Meskipun terjadi penurunan di indeks harga, tetapi CPIN masih bisa bertahan. Bisa dilihat dari volume penjualan yang terus tumbuh. Skill ekonomi yang kuat juga membuat CPIN masih bisa bersaing dengan perusahaan lain," ujar Adeline.

Sementara itu, Adeline berpendapat banyak perusahaan perunggasan yang tidak memiliki kemampuan ekonomi yang kuat terpaksa harus gulung tikar. Dia pun mengungkap pasar yang tadinya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan kecil tersebut akhirnya beralih ke CPIN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×