kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Cheetham Salt kantongi izin buka pabrik garam di NTT


Rabu, 03 Agustus 2011 / 16:46 WIB
Cheetham Salt kantongi izin buka pabrik garam di NTT
ILUSTRASI. Suasana pelayanan nasabah di Kantor Cabang Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah. KONTAN/Baihaki


Reporter: Dani Prasetya |

JAKARTA. Cheetham Salt Ltd telah mengantongi izin dari Kementerian Perindustrian untuk membangun pabrik garam dan pelabuhan di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Langkah selanjutnya perusahaan garam itu harus mempresentasikan rencana proyek itu pada Kementerian Pekerjaan Umum yang menjanjikan menyerahkan kekurangan lahan sebesar 250 hektare dari total kebutuhan mencapai 1.050 hektare.

"Intinya mereka akan membangun pabrik garam dan pelabuhan di sana. Saya setuju demi kepentingan rakyat," ungkap Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Rabu (3/8).

Nilai investasi proyek itu, menurutnya, tidak terlalu besar. Hanya sekitar US$ 15 juta untuk pabrik dan US$ 6 juta untuk pelabuhan. Namun, pembangunan pabrik itu akan menyerap 1.600 petani garam lokal sehingga diharapkan dapat memberi efek positif pada penyerapan tenaga kerja.

Mengenai insentif, lanjutnya, perusahaan yang memiliki kapasitas produksi mencapai 650 ribu per tahun memang sempat mempertanyakan hal itu. Namun, Hidayat belum menjawab soal itu. "Mereka memang tanya, tapi belum saya jawab. Mereka tanya soal insentif pajak," katanya.

Dirjen Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahayana menambahkan, insentif yang mungkin bisa diberikan terhadap Cheetham Salt Ltd. berupa pembebasan atau pengurangan pembayaran pajak dalam waktu tertentu (tax holiday).

Namun, dia mempersyaratkan, produk yang dihasilkan perusahaan itu nantinya harus berkualitas industri. "Bukan kualitas garam rakyat. Kalau garam industri kan selama ini kita impor," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×