Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Test Test
JAKARTA. Pengembang properti Grup Ciputra semakin giat mengepakkan sayap bisnisnya ke Kamboja, Vietnam, maupun India. Mereka mengusung konsep yang sama, yaitu kota terintegrasi. Tahun ini, sebanyak 50% dari sekitar 100 rumah yang telah berdiri di Kamboja bakal diserahterimakan kepada para pembelinya.
Rumah-rumah tersebut berada di dalam kompleks rumah tinggal Grand Phnom Penh International City di Kamboja yang mulai dikembangkan sejak tahun 2007. Proyek itu merupakan proyek kota terintegrasi pertama di Kamboja yang dibangun di atas lahan 260 hektare (ha).
Tak hanya di Kamboja, Ciputra juga merangsek ke Hanoi, Vietnam, dengan membangun proyek properti seluas 301,8 ha sejak tahun 2003. Proyek bernama Ciputra Hanoi International City ini memiliki 11 tower apartemen berlantai 20 dan sekitar 1.000 rumah kelas menengah-atas.
Ciputra melepas apartemennya itu mulai dari US$ 200.000 per unit. Sedangkan harga rumah mulai dari US$ 300.000 per unitnya. “Tiap tower terdiri dari 150 unit apartemen,” ujar Managing Director Ciputra Budiarsa Sastrawinata, Selasa (2/3).
Tidak hanya rumah dan apartemen, Ciputra melengkapi infrastruktur pendukung bagi pembentukan kota terintegrasi, seperti sekolah, rumah sakit, pusat belanja, dan sarana olahraga dan rekreasi. “Pembangunan mal kita targetkan selesai 2012. Kita juga punya rencana untuk membangun padang golf,” kata Budiarsa lagi.
Agussurja Widjaja, Direktur Ciputra berani mengklaim Ciputra Hanoi International City merupakan satu-satunya proyek properti termaju dan terbesar di Vietnam saat ini. Sebab, pengembang lokal belum memiliki pengalaman mengembangkan proyek sejenis.
Ciputra merasa diuntungkan dengan pengalaman pengembangan properti di Indonesia. "Kami menawarkan produk yang lebih berkualitas dari sisi bangunan maupun desain,” terangnya
Di Vietnam maupun Kamboja, Ciputra menggandeng perusahaan lokal dan membentuk perusahaan patungan. Khusus Vietnam, mereka menggandeng BUMD Hanoi dan membentuk Citra Westlake City Dev Co. Ltd.
Berdasarkan perjanjian, Ciputra menanggung 70% dari total penempatan modal, sedang mitra lokalnya itu menyetor sisa modal sebesar 30%. Sayangnya, Ciputra enggan membeberkan berapa nilai investasi yang telah mengucur di proyek tersebut.
Pembagian keuntungan keduanya mengikuti porsi nilai penempatan modal. "Memang porsi kami lebih besar, tapi mereka yang menyediakan lahan, bahan bangunan, dan pekerja,” papar Agussurja.
Ciputra, melalui perusahaan patungan, Beyond Limit International Ltd juga mengembangkan proyek perumahan di atas lahan seluas 400 hektare (ha) di Kalkuta, India. Proyek yang menyedot investasi senilai US$ 330 juta itu bernama Kolkata West International City.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
