Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) berencana meluncurkan empat proyek baru tahun 2015. Pasalnya, tahun ini perseroan menargetkan pra penjualan atau marketing sales sebesar Rp 10,96 triliun.
Dalam materi paparan publik yang dipublikasikan, Jumat (26/6), keempat proyek baru tersebut di antaranya Citraland Jayapura seluas 41,4 ha dengan skema kerjasama operasi, Citraland Lampung seluas 36,6 ha, Citragrand Kendari seluas 96 ha berupa kerjasama operasi dan Citraland City Losari Makassar seluas 107,2 ha.
Keempat proyek tersebut merupakan residential. Selain itu, perseroan akan mengembangkan proyek eksisting yakni dengan meluncurkan menara perkantoran di Ciputra world Surabaya dengan luas 39.579 m2. Ini merupakan skema kerjasama join venture.
Sebelumnya, Tulus Santoso, sekretaris perusahaan CTRA mengatakan proyek baru diharapkan bisa berkontribusi Rp 2,7 triliun terhadap target marketing sales hingga akhir tahun. Sementara Rp 8,2 triliun akan didapat dari sejumlah proyek lama.
Kuartal l, CTRA mengantongi marketing sales Rp 1,74 triliun atau 15% dari target. Sebagian besar marketing sales disumbang dari penjualan proyek landed house yakni mencapai 95%. Sisanya berasal dari apartemen.
Adapun belanja modal atau capex yang dianggarkan perseroan tahun ini sekitar Rp 1,5 triliun - Rp 2 triliun. Sumber pendanaan berasal dari kas internal dan pinjaman bank dengan porsi 50 : 50.
CTRA menargetkan pendapatan tahun 2015 sebesar Rp 8,25 triliun dan laba bersih sebesar RP 1,72 triliun. Keduanya naik 30% dari tahun sebelumnya.
Saat ini industri properti tengah dihinggapi sentimen positif yakni pelonggaran LTV sebesar 10% yang akan efektif mulai awal Juli 2015. Ditambah dengan adanya izin dari pemerintah agar keran kepemilikan properti dibuka untuk asing.
Kedua sentimen tersebut tampaknya akan berdampak cukup positif terhadap penjualan CTRA. Pasalnya, data penjualan produk perseroan tahun dengan harga di atas Rp 2 miliar mencapai 30%. Angka ini naik dari kontribusi tahun sebelumnya sebesar 23%.
Produk dengan harga Rp 1 miliar -Rp 2 miliar memiliki kontribusi 31% atau turun dari kontribusi tahun 2013 sebesar 45%. Sedangkan penjualan produk dengan harga di bawah Rp 1 miliar sekitar 39%.
Adapun penjualan dengan fasilitas KPR sepanjang tahun 2014 memiliki komposisi 32% atau turun dari 45% di tahun sebelumnya. Penjualan dengan metode angsuran justru naik dari 45% menjadi 52% dan penjualan dengan tunai naik dari 10% menjadi 16%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
