kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Circulate Capital Umumkan Investasi Bangun Infrastruktur Daur Ulang di Indonesia


Kamis, 20 Januari 2022 / 10:48 WIB
Circulate Capital Umumkan Investasi Bangun Infrastruktur Daur Ulang di Indonesia
ILUSTRASI. Pekerja meratakan olahan plastik


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Circulate Capital Ocean Fund (CCOF) umumkan investasi di Prevented Ocean Plastic Southeast Asia. Investasi itu guna membangun rantai nilai pengumpulan dan daur ulang plastik di Indonesia.

Prevented Ocean Plastic Southeast Asia adalah hasil kerja sama yang unik antara PT Polindo Utama (Polindo), Bantam Materials Ltd (Bantam Materials), dan Circulate Capital.

Perusahaan berkomitmen memperluas infrastruktur daur ulang di Indonesia, khususnya di wilayah yang kurang atau tidak memiliki infrastruktur pengelolaan limbah plastik.

Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu pulau. Saat ini, 124 juta orang atau 45% populasi tinggal di luar pusat ekonomi Indonesia, Pulau Jawa. Melalui pendanaan CCOF, Prevented Ocean Plastic Southeast Asia akan membangun rantai nilai pengumpulan dan daur ulang plastik, terutama di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.

Baca Juga: Ajak Konsumen Kelola Sampah, Danone-AQUA dan Alfamart Rilis Reverse Vending Machine

Sebagai bagian dari rencana ini, 12 pusat pengumpulan limbah plastik dan tiga agregasi dengan skala yang lebih besar akan dibangun. Sayangnya, tidak dibeberkan besaran investasi dalam proyek tersebut.

"Proyek ini berpotensi menjadi blueprint infrastruktur daur ulang dan ekonomi terbaik di kelasnya dan di seluruh kawasan Asia Tenggara," ujar Founder dan CEO Circulate Capital, Rob Kaplan dalam keterangan resmi, Kamis (20/1).

CEO Polindo, Daniel Law mengatakan bahwa pendanaan ini menjadi kesempatan untuk mengatasi, sekaligus mengoptimalkan logistik pengumpulan dan pemilahan limbah plastik, di mana biasanya lebih rumit di daerah-daerah terpencil sekitar Indonesia.

"Dengan demikian, kami dapat memberikan peluang pendapatan dan model insentif bagi penduduk sekitar fasilitas, sehingga memobilisasi pengumpulan sampah informal serta mengurangi pencemaran plastik di laut,” katanya.

Dalam periode 10 tahun, perusahaan memperkirakan bahwa aktivitasnya akan dapat mencegah kebocoran 400.000 ton limbah plastik ke laut.

Selain itu, menghindari 800.000 ton emisi GHG, sekaligus menciptakan 1.000 lapangan kerja dan membuka peluang pendapatan baru bagi ribuan pengumpul limbah plastik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×