kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.972   -135,44   -1,91%
  • KOMPAS100 1.041   -23,35   -2,19%
  • LQ45 818   -16,08   -1,93%
  • ISSI 212   -4,17   -1,93%
  • IDX30 417   -9,03   -2,12%
  • IDXHIDIV20 503   -10,03   -1,95%
  • IDX80 119   -2,60   -2,15%
  • IDXV30 124   -2,52   -1,98%
  • IDXQ30 139   -2,52   -1,78%

Coffeenatics Raup Omzet Hingga Rp 400 Juta Berkat Teknologi


Jumat, 30 Juni 2023 / 19:03 WIB
Coffeenatics Raup Omzet Hingga Rp 400 Juta Berkat Teknologi
ILUSTRASI. Coffenatics.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis kopi memang memiliki peluang yang sangat menjanjikan. Pasalnya, para pecinta kopi di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan menjamurnya bisnis kedai kopi di berbagai kota di seluruh Indonesia.

Tentu, menjamurnya bisnis kopi juga menciptakan persaingan yang kian sengit dan menjadi salah satu risiko yang harus diperhatikan. Untuk itu, pemilik usaha wajib menyiapkan berbagai strategi agar bisnisnya tidak tenggelam di tengah maraknya kedai kopi alias coffe shop.

Coffeenatics menjadi salah satu kedai kopi di Kota Medan, Sumatera Utara yang berhasil menunjukkan kesuksesannya di tengah menjamurnya bisnis kopi. Sang pemilik, Harris Hartanto, sudah menyiapkan berbagai langkah-langkah untuk mempertahankan bisnisnya.

Salah satunya adalah dengan merambah pasar melalui platform e-commerce, Tokopedia. Berkat Tokopedia, dirinya berhasil memperluas jangkauan pasarnya tidak hanya di kota Medan saja, melainkan diseluruh kota di Indonesia.

Baca Juga: Melepas Jejak Tengkulak Kopi di Bener Meriah

"Sejak bergabung dengan Tokopedia, transaksi Coffenatics mengalami peningkatan hingga 3,5 kali lipat per tahun," ujar Harris di Medan, Sumatera Utara, belum lama ini.

Sejak berdiri pada tahun 2015, bisnis usahanya memang berjalan tak mulus. Harris mengatakan bahwa dirinya hanya bermodalkan dana Rp 1,2 miliar untuk membangun bisnisnya dan habis dalam waktu tiga tahun.

"Saya masih ingat di tahun ketiga itu kita hanya bisa operasional saja. Sisa dana itu sangat sedikit," katanya.

Namun berkat keuletannya, Harris berhasil meraih omzet hingga Rp 400 juta per bulan. Tentu ini juga tidak terlepas dari peran Tokopedia yang berhasil menyokong bisnis kopinya lantaran memudahkan masyarakat untuk mendapatkan produk Coffenatics secara cepat dan efisien.

Tidak hanya itu, Harris juga mempersiapkan berbagai inovasi yang tidak ditemukan pada kompetitornya, misalnya saja dengan menciptakan kopi kapsul dan produk Coffenatics ready to drink. Hadirnya produk ini diharapkan dapat memudahkan konsumen untuk menikmati kopi kapan dan di mana saja.

"Dengan inovasi produk itu, kopi sudah menjadi kebutuhan. Jadi pelan-pelan (penjualan saat pandemi) juga meningkat," tuturnya.

Selain memanfaatkan teknologi dan inovasi, disiplin dalam hal financial juga menjadi salah satu kesuksesan Coffenatics. Dirinya bercerita, dirinya selalu menyimpan dana operasional tiga bulan sebagai antisipasi apabila terjadi sesuatu hal di kemudian hari.

Berkat upaya tersebut, Harris tidak perlu melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) bahkan pada saat pandemi Covid-19 menghantam. Wajar saja, pandemi Covid-19 juga berdampak kepada bisnisnya lantaran adanya perputaran ekonomi yang melambat.

"Bila terjadi sesuatu di perusahaan dan perusahaan tidak berjalan selama tiga bulan, tim saya itu tidak akan terganggu. Jadi kita sangat disiplin dalam financial," terang Harris.

Namun, lagi-lagi, berkat merambah platform e-commerce, bisnis usaha dapat bertahan saat pandemi Covid-19 dan kini semakin berkembang. Bahkan dalam waktu dekat, dirinya akan membuka cabang ke tiga di kota Medan dan kedepannya berencana akan membuka cabang di Ibu Kota, Jakarta.

"Pastinya kita ingin di Jakarta. Kalau di Medan sekitar bulan delapan atau sembilan kita bakal ada Coffenatics yang ketiga," kata Harris.

Baca Juga: Bisnis Sewa Mesin Kopi, Kekuatannya Ada Pada Mulut

Sebagai informasi, sekitar 90% kopi di Coffenatics berasal dari Sumatera. Selain lebih mudah dijangkau, Harris juga ingin menyukseskan para petani lokal.

Berbicara mengenai persaingan, Harris melihat bahwa menjamurnya bisnis kopi saat ini dianggap sebagai hal yang positif. Dengan begitu, dirinya bisa meningkatkan bisnisnya lebih baik lagi.

"Persaingan itu adalah sesuatu yang positif. Kita menjadi lebih kompetitif atau lebih semangat. Kita mau mencari sesuatu yang lebih baik pasti selalu ada lawannya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×