kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

CPRO perbesar ekspor olahan


Kamis, 27 November 2014 / 10:07 WIB
CPRO perbesar ekspor olahan
ILUSTRASI. Hingga 9 Juni 2023, kapitalisasi pasar atau market cap BUMN sebesar Rp 2.089 triliun.


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sukses mengekspor udang, PT Central Proteina Prima Tbk kembali menjajal pasar internasional melalui produk olahan udang. Melalui anak usahanya, PT Centralpertiwi Bahari (CPB), perusahaan tersebut berniat menembus pasar Asia Tenggara dengan ekspor produk olahan udang di tahun 2015.

Direktur Central Proteina Prima Sutanto Surjadjaja mengatakan, saat ini, pihaknya sedang proses untuk masuk ke pasar Filipina dan Myanmar. Kedua negara tersebut menjadi target utama perusahaan setelah sebelumnya Centralpertiwi sukses melakukan ekspor produk olahan udang perdana ke China.

Pekan lalu, Centralpertiwi mengirim perdana sebanyak 23,53 ton produk olahan ke Negeri Tirai Bambu. Nah, tahun depan, Sutanto menargetkan Centralpertiwi bisa mengekspor minimal 800 ton produk olahan udang ketiga negara tersebut. Dan jumlahnya akan naik dua kali lipat di tahun berikutnya.

Asal tahu saja, perusahaan dengan kode saham CPRO ini menargetkan penjualan produk makanan olahan di tahun ini bisa mencapai sekitar 1.500 ton. Itu pun hanya untuk memenuhi pasar dalam negeri dan belum menghitung alokasi ekspor ke China.

Produk olahan udang yang dikirim pun bukan berbentuk curah. Artinya, perusahaan menggunakan brand dagangnya sendiri. "Kalau di China kami sudah punya, namanya menggunakan bahasa mandarin juga agar mudah dikenali," beber Sutanto.

Assistant Vice President Food Processing PT Centralpertiwi Bahari Sumiono sebelumnya sudah menyebut merek dagang yang dipakai perusahaannya untuk pasar China, yakni Xia Bao. Pengiriman produk olahan udang itu terdiri dari ebi fry, shrimp cutlet, shrimp nugget, shrimp roll dan shrimp sticks. Pengapalan untuk ekspor perdana ke China ini dilakukan melalui Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung.

Ekspor produk olahan udang ke China memang menjadi prestasi tersendiri bagi perusahaan karena berhasil memenuhi semua kriteria yang diminta oleh pembeli dari Negeri Panda tersebut. Di bulan November ini, sudah terjadi dua pengiriman. Rencananya batch selanjutnya akan mulai diproduksi pada awal Desember 2014. 

Sumiono pun optimistis produk udang olahan Centralpertiwi akan diterima dengan baik oleh konsumen China. Terlebih perusahaan yang dulu bernama Dipasena Citra Darmaja itu telah berpengalaman selama 30 tahun di ekspor udang. Selama ini, pasar terbesar adalah Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. 

Bagi Central Proteina Prima, kontribusi dari Centralpertiwi tergolong besar. Dikutip dari laporan keuangan perusahaan, Centralpertiwi yang berkedudukan di Manggala, Tulang Bawang memiliki total aset Rp 3,15 triliun. Sutanto menyebut, pendapatan dari Centralpertiwi dari pertambakan udang terpadu termasuk mayoritas. 

Walaupun begitu, awan hitam masih menyelimuti CPRO. Sebab, hingga kuartal III-2014, perusahaan itu masih menanggung rugi Rp 199 miliar. Namun, jumlah itu jauh lebih rendah ketimbang kerugian di periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 745 miliar.

Asal tahu saja, penjualan terbesar CPRO disokong oleh pakan sebesar Rp 3,59 triliun. Disusul produk udang sebanyak Rp 2,40 triliun, Benur senilai Rp 240 miliar dan lain-lainnya Rp 540 miliar.

CPRO saat ini masih melakukan pembangunan pabrik pakan ikan di Jawa Timur. Pabrik ini rencananya dapat beroperasi pada pertengahan 2015 mendatang dengan kapasitas produksi mencapai 40.000 ton per tahun. Investasi pembangunan mencapai Rp 93 miliar. Dana ini masuk anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) perusahaan yang mencapai Rp 364 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×