Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Computrade Technology International (CTI Group), penyedia solusi infrastruktur teknologi informasi (TI), menggelar konferensi dan pameran CTI IT Infrastructure Summit 2018 di Jakarta, Rabu (7/3).
Acara tersebut ditujukan bagi ratusan profesional TI, keuangan, pemasaran dan lainnya dari berbagai industri dengan fokus pada blockchain sebagai teknologi di balik Bitcoin, mata uang digital populer saat ini.
Direktur CTI Group Rachmat Gunawan mengatakan, teknologi blockchain mulai mencuat ke publik berkat Bitcoin dan bahkan dua hal tersebut sering dianggap sama, walau sebenarnya potensi yang dihasilkan dari blockchain jauh lebih luas dari sekedar mata uang digital.
Rachmat menambahkan, pakar teknologi memprediksi teknologi itu akan mendisrupsi 19 industri, mulai dari keuangan dimana blockchain bisa menghilangkan fungsi perantara dalam proses transaksi antara dua belah pihak, sampai ke kesehatan untuk membantu proses diagnosis pasien yang lebih cepat dan akurat.
Selain mendiskusikan use case blockchain, CTI IT Infrastructure Summit 2018 juga membahas langkah apa yang harus diambil dan tantangan yang harus dihadapi agar para profesional bisnis dapat menyusun strategi yang tepat untuk mengadopsi blockchain bagi kemajuan bisnis di ekosistem digital saat ini.
"Untuk dapat sukses mengadopsi blockchain, perusahaan perlu melakukan beragam pendekatan yang memperhatikan beberapa aspek seperti proses bisnis, teknologi, operasional, skill, budaya perusahaan dan kematangan digital di perusahaan tersebut, " ungkap Rachmat Gunawan seperti dikutip dalam rilis Rabu (7/3).
Selain itu bisnis juga perlu mempertimbangkan tantangan yang mungkin hadir dari adopsi blockchain, seperti kesulitan memilih platform yang kehandalannya belum teruji mengingat market blockchain masih terbilang baru, ketersediaan skill, manajemen data, dan keamanan.
CTI IT Infrastructure Summit 2018 didukung oleh lembaga riset Gartner serta vendor-vendor TI terkemuka, seperti Dell EMC, Hewlett-Packard Enterprise (HPE), HPE Aruba, Samsung, IBM, Lenovo, Red Hat, Huawei, Defenxor, Trend Micro dan Tata Communications.
Lembaga riset Gartner mengatakan nilai bisnis yang akan diciptakan oleh adopsi blockchain secara global akan meningkat menjadi US$176 miliar pada 2025 dan akan melonjak menjadi US$3,1 triliun pada tahun 2030.
Mayoritas inisiatif terkait blockchain ada di sektor jasa keuangan termasuk perbankan, diikuti oleh pemerintah, energi, dan supply chain.
Gartner juga memprediksi industri perbankan akan mendapatkan nilai bisnis US$1 miliar dari adopsi blockchain hingga akhir tahun 2020, khususnya dari penggunaan crypto currency.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News