Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Daihatsu Motor (ADM) membukukan penjualan ritel (dari diler ke konsumen) sebanyak 39.186 unit di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Seiring dengan torehan penjualan tersebut, Daihatsu mengempit pangsa pasar sekitar 17,9% dari total volume penjualan ritel nasional yang mencapai 219.361 unit.
“Kami bersyukur kondisi penjualan hingga Q1, Daihatsu masih dapat mempertahankan market share di kisaran 17%,” ujar Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id pada Rabu (15/4).
Baca Juga: Penjualan mobil Astra turun di kuartal I 2020, namun tetap kuasai pangsa pasar
Secara terperinci, sebagian besar penjualan ritel Daihatsu di tiga bulan pertama tahun ini berasal dari penjualan Sigra yang mencapai 11.522 unit atau setara dengan sekitar 29,4% total penjualan ritel.
Sementara itu, sumbangan kontribusi penjualan terbesar kedua dan ketiga berasal dari penjualan Gran Max (PU) yang terjual sebanyak 7.833 unit atau setara dengan 20% dari total penjualan serta Terios yang terjual sebanyak 6.240 unit atau setara dengan 15,9% dari total penjualan.
Adapun sekitar 34,7% penjualan sisanya berasal dari penjualan line up Daihatsu lainnya dengan rincian Ayla sebanyak 4.604 unit (11,7%), Xenia 4.573 unit (11,7%), dan Gran Max (MB) 3.394 unit (8,7%). Untuk model Daihatsu lainnya, yakni Luxio dan Sirion, mencapai 1.020 unit (2,6%).
Di sisi lain, Daihatsu juga membukukan penjualan wholesales sebesar 48.113 unit. Dengan raihan ini, Daihatsu meraih pangsa pasar sekitar 20,3% dari volume wholesales nasional yang sebesar 236.825 unit.
Baca Juga: PSBB berlaku di sejumlah daerah, beberapa pabrik otomotif pilih tutup sementara
Saat ini, Daihatsu tengah menerapkan peraturan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan cara menghentikan produksi sementara dan seluruh outlet dan bengkel resmi di Jakarta dengan meminta seluruh karyawan untuk tetap tinggal di rumah untuk menghindari resiko terinfeksi sejak 10 April 2020.
“Untuk selanjutnya, keadaan akan lebih menantang dan tidak mudah, karena dampak negatif dari pandemi Covid-19 ke perekonomian Indonesia dan global,” kata Amelia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News