kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dapat status baru, Krakatau Sarana Infrastruktur bisa meraup pendapatan Rp 7,8 T


Kamis, 15 Juli 2021 / 23:16 WIB
Dapat status baru, Krakatau Sarana Infrastruktur bisa meraup pendapatan Rp 7,8 T
ILUSTRASI. Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berbincang dengan sejumlah pegawai saat kunjungan kerja di Pabrik Gas Industri Krakatau Steel dan meresmikan Subholding Sarana Infrastruktur ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), kini menjadi induk subholding PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS). Status baru ini diresmikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. KSI ini juga diharapkan dapat menopang bisnis PT Krakatau Steel sebagai induk usaha.  

Menyandang status baru ini KSI diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp 7,8 triliun dalam lima tahun mendatang. KSI ini akan bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama antara lain kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri dan pelabuhan. Area pengelolaan kawasan KSI pun terbesar di Indonesia.

“Saya mendukung pembentukan Subholding Sarana Infrastruktur sebagai bagian transformasi Krakatau Steel untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan kinerja perusahaan. Contohnya seperti potensi pabrik Hot Strip Mill #2 Krakatau Steel yang memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun dan juga unit bisnis lainnya. Subholding ini juga harus dapat memanfaatkan peluang investasi ke Indonesia yang memerlukan dukungan kawasan industri dengan fasilitas terintegrasi dan berstandar internasional,” ujar Erick sambutannya saat meresmikan dalam keterangan pers.

Subholding KSI yang area pengelolaan kawasannya terbesar di Indonesia tersebut, nantinya akan bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama, yakni kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan.

 Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan subholding sarana Infrastruktur memiliki pondasi yang kuat secara finansial. Empat perusahaan itu memiliki total pendapatan Rp 3,4 triliun dan nilai EBITDA sebesar Rp 1 triliun pada tahun 2020.Diharapkan target pencapaian secara bisnis keseluruhan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan kebutuhan kawasan industri di Indonesia.

 “Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp 7,8 triliun di lima tahun mendatang, Sementara itu, EBITDA subholding sarana infrastruktur diproyeksikan meningkat mencapai Rp 2,2 triliun pada 2025, “ ujarnya.

 Sementara itu Direktur Utama PT Krakatau Sarana Infrastruktur Priyo Budianto tentu saja bangga dan menyambut baik pembentukan subholding ini. Priyo berharap dengan sinergi ini pencapaian target yang diproyeksikan dalam kurun waktu lima tahun mendatang bisa tercapai dengan baik sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh Menteri BUMN dan juga Direktur Utama Krakatau Steel.

 “Pembentukan subholding KSI merupakan tantangan dan menjadi semangat baru bagi kami untuk lebih memberikan kontribusi positif bagi pembangunan industri di Indonesia dan saya yakin semua target yang direncanakan dapat tercapai sesuai  arahan dan harapan Bapak Menteri BUMN dan juga Bapak Silmy Karim,” pungkas Priyo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×