kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dapat utangan, Millenium pompa kinerja


Rabu, 22 Oktober 2014 / 10:50 WIB
Dapat utangan, Millenium pompa kinerja
ILUSTRASI. Standard Chartered memprediksi resesi besar di AS tidak mungkin terjadi meski kondisi perekonomian terganggu. REUTERS/Eduardo Munoz


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Supaya target bisnis tetap terjaga, perusahaan farmasi PT Millenium Pharmacon International Tbk (SDPC) mendapat pinjaman dari tiga bank bernilai Rp 500 miliar. Dua dari tiga bank ini adalah Standart Chartered Bank dam  Deutsche Bank. 

Menurut Mohamad Muhazni, Presiden Direktur Millenium Pharmacon, selain untuk ekspansi usaha, pinjaman tersebut juga untuk menutup pinjaman berbunga tinggi. Sayang, Muhazni tidak merinci tingkat suku bunga tersebut.

Tercatat, Millenium punya pinjaman dengan bunga tinggi antara Rp 160 miliar sampai Rp 180 miliar. Nah, lewat pinjaman berbunga rendah, perusahaan ini ingin menutup sebagian utang lawas, yaitu sebesar 30%.

Soalnya, bila terus mengempit utang lawas, target laba yang dipatok perusahaan farmasi ini bisa anjlok untuk membayar bunga. Hal ini berkaca dari pendapatan di semester satu 2014 yang tumbuh 9% dari periode serupa tahun lalu mencapai Rp 693 miliar. Tapi laba justru merosot 50% dibanding periode yang sama tahun lalu. "Secara pararel kenaikan bunga pinjaman berdampak pada pendapatan laba kami yang menurun," katanya, Selasa (21/10).

Maklum, Millenium masih memasang target laba bersih Rp 10 miliar sampai akhir tahun ini. Adapun laba per semester satu tahun ini baru mencapai Rp 2,6 miliar. Sedangkan target pendaptan di akhir tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun.

Langkah tersebut terbilang penting lantaran Millenium sudah melakukan aksi usaha. Seperti membeli  server anyar senilai Rp 3,4 miliar untuk mengoptimalkan sistem teknologi informasi. Dana berasal dari belanja modal tahun ini yang dipatok Rp 6 miliar. Sisanya, memperbaiki gudang obat di Tasikmalaya pada pertengahan tahun ini. 

Setelah gudang diperbaiki, penjualan obat di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya mulai membaik. Dalam sebulan sanggup membukukan pendapatan Rp 1,2 miliar.

Hal positif lainnya datang dari hasil induk usaha perusahaan yaitu Pharmaniaga Berhad (Malaysia) yang mengakuisisi pabrik obat generik di Bandung bernama PT Errita Pharma tengah tahun ini. Perusahaan ini ditunjuk sebagai salah satu penyalur obat generik dari para prinsipal yang mendapat order dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. 

Muhazni optimistis, meski kontribusi bisnis obat generik masih kecil, sekitar 1%, tahun depan  bisa dobel digit. "Misal target tahun ini Rp 1,5 triliun, maka kontribusi revenue 10%  berasal dari pabrik Bandung," kata dia. 

Tak lupa, sebagai perusahaan distribusi produk farmasi, Millenium juga terus menambah jumlah prinsipal. Terbaru, perusahaan ini menjalin kerjasama dengan pemasok produk farmasi Medihob bulan ini.

Nah, lewat serangkaian aksi usaha ini, Muhazni optimistis , kinerja SDPC tahun depan bakal lebih moncer lagi. "Kami yakin pertumbuhan bakal lebih bagus lagi," harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×