Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sentul City Tbk siap mengencangkan ikat pinggang di tengah kondisi yang serba sulit akibat pandemi Covid-19. Pengembang properti itu bakal memangkas sejumlah pengeluaran seperti biaya promosi, rapat luar kantor, perjalanan dinas serta biaya-biaya lain yang tidak berdampak signifikan terhadap bisnis.
Besaran pemangkasan akan menyesuaikan dengan tren pendapatan Sentul City. "Kalau income turun misalnya sampai 50%, otomatis pengurangan biaya juga kira-kira akan setara dengan itu," terang Alfian Mujani, Head of Corporate Communication PT Sentul City Tbk saat dihubungi KONTAN, Selasa (2/6).
Dalam penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (26/5) lalu, manajemen Sentul City menghentikan dan membatasi sejumlah usaha karena efek gulir virus korona. Anak usaha mereka yakni PT Gunung Geulis Elok Abadi menghentikan operasional Hotel Neo+ dan Taman Budaya. Lalu, PT Jaya Selaras Gemilang menyetop bisnis event organizer alias penyelenggaraan acara.
Sentul City juga membatasi penjualan properti yang ditangani oleh PT Gazelle Indonesia, PT Bukit Jonggol Asri, PT Sentul PP Properti dan PT Natura City Developments Tbk.
Perusahaan berkode saham BKSL di BEI tersebut juga membatasi operasional Hotel Alana lokasi di proyek kawasan Sentul City, Bogor, Jawa Barat.
Manajemen Sentul City menghitung, seluruh kegiatan operasional yang dibatasi dan dihentikan tersebut berkontribusi lebih dari 75% terhadap total pendapatan tahun 2019. Alhasil, perkiraan penurunan pendapatan kuartal I 2020 sekitar 51%-75%. Kalau proyeksi penurunan laba bersih bisa lebih dari 75%.
Selain memacu efisiensi, BKSL akan berupaya mencari peluang kerja sama pengembangan aset-aset potensial yang dimiliki. "Kami memiliki land bank yang besar dan itu menarik untuk dikerjasamakan," kata Alfian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News