kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Desember harga ayam dan telur naik merespon kenaikan harga pakan


Rabu, 05 Desember 2018 / 19:23 WIB
Desember harga ayam dan telur naik merespon kenaikan harga pakan
ILUSTRASI. Penjualan daging ayam di pasar tradisional


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga ayam di pasar Jakarta mengalami kenaikan. Penyebabnya disinyalir karena terjadi kenaikan harga pakan ternak.

Harga ayam, Rabu (5/12) menurut salah satu pedagang di pasar Palmerah, Jakarta Barat tengah berada di Rp 30.000 per ekor, harga ini naik tipis dari beberapa hari lalu di Rp 27.000 per ekor.

Tak hanya ayam, telur juga mengalami kenaikan dan kini menjadi Rp 28.000 per kilogram dari sebelumnya di Rp 25.000 per kg.

Kenaikan ini juga dikonfirmasi oleh Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri yang menyatakan rata-rata harga ayam dan telur Jakarta terus mengalami kenaikan.

Dalam catatannya, harga rata-rata ayam berada di Rp 36.700 per ekor dari minggu lalu di Rp 35.000 per ekor. Sedangkan harga rata-rata telur kini di Rp 25.000 per kg dari minggu lalu di Rp 24.000 per kg.

"Ada banyak faktor, salah satunya kebijakan Kemendag yang membatasi impor bibit ayam, serta masih adanya ketergantungan pakan dari luar," kata Abdullah kepada Kontan.co.id, Rabu (5/12).

Terkait pakan, Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko menyampaikan harga pakan memang sedang mengalami kenaikan Rp 650 - Rp 850 per kilogram. Kini harganya sudah mencapai Rp 7.300 - Rp 7.500 per kilogram.

Kenaikan ini terjadi karena harga jagung sebagai bahan baku pakan ternak terus mengalami kenaikan. Menurut Singgih, kini harganya telah mencapai Rp 6.000 per kilogram, yang mana naik drastis dibandingkan tengah tahun ini di Rp 4.000 per kilogram.

Hal ini menunjukkan pengadaan jagung yang dilakukan oleh Perusahaan Umum Bulog belum efektif meredam harga.

Ingat saja, melalui rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Perekonomian, Bulog mendapat penugasan mengimpor 100.000 ton jagung hingga akhir tahun untuk stabilisasi harga komoditas tersebut.

Namun untuk mempercepat stabilitas tersebut, Kementerian Pertanian melakukan pinjaman jagung sebanyak 10.000 ton pada perusahaan pakan ternak (feedmill) yang kemudian disalurkan oleh Bulog. Langkah ini dilakukan karena realisasi impor diperkirakan membutuhkan waktu lama.

Terkait penyaluran jagung impor yang dilakukan Bulog, Singgih mengatakan untuk jagung pinjaman dari industri swasta sebenarnya sudah sampai di tangan peternak. "Jagung pinjaman sudah, tapi yang impor belum, dan penyerahan yang ada dilakukan bertahap," katanya.

Oleh karena itu, bila pemerintah, peternak dan pengusaha swasta tidak segera melakukan intervensi pengamanan stok bahan pakan, harga ayam dan telur bisa jadi terkerek lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×