kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   -4,00   -0,02%
  • IDX 7.088   -76,86   -1,07%
  • KOMPAS100 1.056   -14,43   -1,35%
  • LQ45 826   -11,30   -1,35%
  • ISSI 213   -3,00   -1,39%
  • IDX30 424   -5,27   -1,23%
  • IDXHIDIV20 507   -9,48   -1,84%
  • IDX80 121   -1,52   -1,25%
  • IDXV30 125   -0,76   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,29   -1,61%

Deteksi Kanker Payudara, RS Ciputra dan GE Healthcare Hadirkan Teknologi Baru


Sabtu, 04 Januari 2025 / 12:37 WIB
Deteksi Kanker Payudara, RS Ciputra dan GE Healthcare Hadirkan Teknologi Baru
ILUSTRASI. Visitors walk past a sculpture of a pink ribbon installed to promote the 'Pink Ribbon' breast cancer awareness campaign at Cheonggye Stream in central Seoul October 5, 2011. The annual campaign is held to promote awareness of breast cancer and to support the fight against it. REUTERS/Jo Yong-Hak (SOUTH KOREA - Tags: HEALTH SOCIETY)


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deteksi dini memiliki peran krusial dalam mengidentifikasi kanker payudara. Berdasarkan data Globocan 2022, tercatat 66.271 kasus baru kanker payudara, yang berkontribusi sebesar 16,2% dari total kasus kanker baru di Indonesia. Selain itu, angka kematian akibat kanker payudara mencapai lebih dari 22.598 kasus. Semua itu semakin menegaskan pentingnya deteksi sejak dini.

Maka, RS Ciputra Surabaya menggandeng GE Healthcare menghadirkan teknologi automated breast ultrasound system (ABUS), untuk mendukung deteksi dini kanker payudara. ABUS berfungsi mendeteksi dini kanker payudara melalui pemindaian tiga dimensi (3D) otomatis yang cepat dan akurat. Dengan kualitas gambar tinggi, alat ini membantu dalam identifikasi pertumbuhan tidak normal/lesi atau perubahan pada jaringan payudara, memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan tepat. 

Desak Gede Agung Suprabawati, Dokter Spesialis Bedah Onkologi menyebutkan, pemeriksaan menggunakan ABUS memberikan kenyamanan, tidak mengandung radiasi, dan sangat efektif untuk mendeteksi kanker pada jaringan payudara yang padat tanpa efek masking.

"ABUS cocok untuk wanita di bawah usia 40 tahun, ibu hamil, pasien dengan implan, serta mereka yang memiliki sensitivitas terhadap radiasi. Mammografi memang menjadi standar emas untuk deteksi kanker payudara, tetapi untuk wanita dengan jaringan payudara padat, hasil pemeriksaan bisa terbatas," kata Desak, dalam rilis yang diterima Kontan, Sabtu (4/1).

Baca Juga: Bergandengan Penyintas Kanker

Sidharta, Dokter Spesialis Radiologi menjelaskan, pentingnya pemahaman terhadap faktor risiko dan gejala kanker payudara tidak bisa diabaikan. "Dalam praktik klinis, kami sering menemui pasien yang datang pada stadium lanjut akibat keterlambatan deteksi dini. Teknologi ABUS terbukti dapat meningkatkan deteksi kanker payudara invasif hingga 55%  dibandingkan dengan pemeriksaan mammografi," lanjut Sidharta. 

Ferranus Rachmawati, Manajer Produk Breast Ultrasound GE Healthcare Indonesia menyebutkan, dengan adanya ABUS di RS Ciputra,i semakin memperkuat komitmen GE Healthcare dan RS Ciputra dalam mendukung pemerintah untuk meningkatkan layanan kesehatan masyarakat. Khususnya dalam deteksi dini kanker payudara. RS Ciputra menjadi rumah sakit pertama di Jawa Timur yang memiliki alat ini.

"Kami berharap, dengan peluncuran teknologi ABUS ini, RS Ciputra Surabaya dan GE Healthcare dapat bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara, sekaligus menyediakan layanan kesehatan berkualitas," ujar Ferranus.

Selanjutnya: Ini Perbedaan QRIS Bayar dan QRIS Transfer hingga Jenis Modus Penipuan

Menarik Dibaca: 17 Ucapan Hari Braille Sedunia Untuk Caption Media Sosial Anda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×