kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah pandemi, Real Estate Indonesia (REI) andalkan penjualan online


Sabtu, 30 Mei 2020 / 03:35 WIB
Di tengah pandemi, Real Estate Indonesia (REI) andalkan penjualan online


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Real Estate Indonesia (REI) menyatakan pandemi corona berdampak terhadap penjualan properti di tanah air. Kendati begitu, REI optimistis bisnis di sektor ini bakal tetap bergairah lantaran nilai properti yang akan tetap menanjak.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat REI Totok Lusida mengatakan, penjualan melalui skema online akan menjadi andalan para pebisnis properti untuk menjaga roda usahanya tetap berputar selama pandemi corona. Tak hanya dari sisi promosi dan penjualan, Totok menyebut bahwa pengurusan berbagai kewajiban pun akan difokuskan melalui skema online.

Mulai dari pengurusan tanah seperti verifikasi sertifikat, pajak pusat dan daerah, pengurusan pembiayaan perbankan, hingga kenotarisan. "Kami sudah diskusi selama dua minggu ini. Pengurusan itu, dan juga penjualan, kami fokuskan di sistem online," kata Totok kepada Kontan.co.id, Jumat (29/5).

Baca Juga: Industri properti tertekan pandemi Covid-19, begini usulan Himperra

Dia mengklaim, penjualan melalui online cukup berhasil. Pasalnya, pada periode akhir April hingga awal Mei lalu, salah satu pengembang ada yang berhasil menarik konsumen hingga sekitar 1.000 pembeli.

Dengan begitu, Totok pun optimistis, nilai properti di tahun ini tetap akan tinggi sebagai salah satu instrumen investasi favorit. Sementara dari sisi penjualan, secara unit memang bakal terjadi penurunan namun diharapkan tidak akan anjlok begitu parah.

Sayangnya, Totok belum bisa memberikan gambaran persentase penurunan unit yang bakal terjual di tahun ini. "Kalau secara unit turun, tapi kita belum tahu kapan Covid-19 ini akan selesai, kita lihat situasi. Hanya saja kami berusaha memulihkan, agar tidak banyak (penurunan)," ungkapnya.

Baca Juga: Pasar properti tertekan pandemi Covid-19, REI minta pemerintah tambah relaksasi pajak

Penurunan penjualan properti tidak akan anjlok terlalu dalam, dengan syarat, pemulihan ekonomi bisa berjalan dan daya beli masyarakat bisa terjaga. Termasuk juga kemampuan perbankan dalam memberikan kredit.

Totok memberikan gambaran, sektor properti meroket pada tahun 2012-2013 terjadi karena adanya peningkatan pendapatan, antara lain sebagai akibat dari booming komoditas, seperti batubara dan sawit. "Pertumbuhan properti tidak bisa sendiri. (Pemulihan ekonomi) juga harus jalan, sektor lain juga. Kalau tidak, konsumen dapat pendapatan dari mana?" ujar dia.

Di sisi lain. Totok menekankan, sektor properti sangat berpengaruh signifikan terhadap perkembangan sektor lainnya. Dia menegaskan, penurunan di sektor properti bakal berdampak pada industri semen, kontraktor, hingga ke bisnis interior dan elektronik. "Karena penurunan di properti efeknya berkaitan besar dengan industri lain yang bakal lesu. Jadi kita berusaha agar tetap berjalan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×