Reporter: Rizky Herdiansyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Para peternak unggas Indonesia sedang menghadapi dilema yang sulit. Pasalnya, harga pokok produksi unggas terbilang tinggi. Namun hal itu tidak diimbangi dengan harga jual unggas yang hanya naik tipis. Padahal, saat ini tren permintaan daging unggas menunjukkan tren meningkat. "Kami dilema juga menghadapi ini," kata, Ketua Umum Gabungan perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU) Paulus Setiabudi, usai berbicara dalam Seminar Nasional Berapakah Harga Produk Unggas Yang Pantas? di Jakarta, hari ini.
"Seharusnya harga jual produk unggas sedang dalam masa yang baik. Harganya bisa Rp 15.000 - Rp 16.000 per kilo ayam hidup. Tapi nyatanya, harga jual ayam hanya berada pada kisaran Rp 13.000 - Rp 13.500 saja. Padahal, harga pokok produksi sudah mencapai Rp 12.500,” papar Paulus.
Alhasil, keuntungan yang didapat peternak saat ini hanya berkisar Rp 500 - Rp 800 per ekor. "Yang ideal itu paling tidak peternak bisa memperoleh untung di atas seribu rupiah per ekor," tambah Paulus.
Anehnya, saat ini juga permintaan unggas di tingkat konsumen sedang meningkat. "Harusnya, menjelang bulan puasa, harga jual karkas alias ayam yang sudah dibersihkan untuk masyarakat bisa meningkat. Tapi sekarang harga rata-rata hanya Rp 20.000," tutur Paulusnya panjang lebar. Sedangkan, harga ideal karkas berada pada kisaran rata-rata Rp 25.000 - Rp 26.000 per kg.
Ketua Pusat Informasi Pemasaran Hasil Unggas (PINSAR), Hartono harga produk unggas sekarang memang sedang turun. "Harga rendah lantaran tidak bisa mengejar harga produksi," ucapnya. Namun, pengusaha juga tidak bisa menaikkan harga jual produk unggas. "Kami tidak bisa apa-apa. Daya beli masyarakat masih rendah. Kalau kita paksakan harga jual tinggi malah tidak laku," tambah Hartono.
Itulah sebabnya menjelang puasa kali ini, peternak tidak memproduksi sesuai kapasitas maksimal, yakni 30 juta ekor per minggu. "Kita turunkan 30% sesuai dengan permintaan," ujar Hartono. Jadi tahun ini para peternak hanya memproduksi sekitar 20 juta ekor ayam. "Supaya harga produk unggas tidak jatuh lagi," papar Hartono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News