Reporter: Nadia Citra Surya, Aprillia Ika |
JAKARTA. Sineas menanggapi dengan adem target yang dipasang Depbudpar untuk membikin 200 film setahun pada tahun 2014.
"Bisa saja produksi 200 film setahun, tapi percuma kalau kualitasnya cuma sekelas sinetron" kata Sutradara sekaligus produser film Riri Riza, Kamis (10/9).
Sutradara Ada Apa Dengan Cinta dan Laskar Pelangi ini berpendapat target agresif Depbudpar ditengah eforia UU Perfilman yang baru disahkan tersebut tak memiliki dasar yang kuat. Riri mengaku selama ini, dalam setahun dirinya hanya bisa membuat 1 judul film saja.
Industri perfilman nasional yang masih merangkak pun membuat semua proses masih harus ditangani sendiri, dari mulai produksi hingga distribusi. "Jika sekedar mengejar kuantitas, bisa-bisa mutu terabaikan, dan bakal menjamur film dengan kualitas sinetron belaka" imbuh Riri.
Riri mengatakan meski jumlah film yang diproduksi cukup banyak, hal tersebut tidak serta merta mendongkrak pertumbuhan penonton.
Riri khawatir jika dipaksakan 200 film setahun yang tayang di bioskop, Riri berpendapat jumlah layar di Indonesia yang hanya berkisar 600an layar bakal diperebutkan film-film tersebut. "Bisa-bisa film bermutu justru tersingkir, itu justru mengacaukan pasar," tandasnya.
Sineas lain, Garin Nugroho berpendapat secara kualitas dan inovasi industri film Indonesia masih kalah dibandingkan Thailand dan Filipina. garin bilang jika target 200 film dipaksakan maka kualitas bakal ambruk. "Film kita tumbuh lebih karena penduduknya besar," tandas Garin.
Asal tahu saja, Depbudpar memasang target tersebut lantaran lima tahun belakangan ini film nasional tumbuh dengan pesat. Selain diminati di dalam negeri, beberapa film nasional juga telah diekspor ke luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News