Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas memastikan pihaknya bakal tetap menuntaskan proyek smelter tembaga di Manyar, Gresik sesuai dengan Kurva-S yang telah disepakati oleh pemerintah.
Tony mengungkapkan, jika merujuk pada ketentuan dalam perpanjangan Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pada 21 Desember 2018 silam, proyek smelter dimulai dalam waktu lima tahun setelah IUPK diterbitkan. Dengan demikian, proyek smelter harus tuntas pada 21 Desember 2023.
Meski demikian, Tony mengakui proyek smelter sempat mengalami kendala pada 2020 silam akibat Pandemi Covid-19.
"Sehingga kami mengajukan kepada pemerintah, ke Kementerian ESDM bahwa ada keterlambatan proyek ini sebagaimana proyek lain di dunia dan kami mengajukan Kurva-S (yang baru)," jelas Tony dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII, Senin (6/2).
Baca Juga: Komisi VII DPR Ultimatum Proyek Smelter Freeport Rampung Juni 2023
Tony pun menjelaskan, proyek smelter berkapasitas 1,7 juta ton ini akan merampungkan konstruksi fisik pada akhir 2023 dn pada 2024 mendatang memulai fase produksidan peningkatan kapasitas produksi bertahap.
Proyek ini sendiri telah mencapai tahapan konstruksi fisik sebesar 54% atau melampaui rencana dalam Kurva-S sebesar 52,9%.
"Artinya untuk sampai Januari sudah melebihi target yang kita tetapkan," kata Tony.
Ketika dikonfirmasi, apakah Freeport bakal meminta relaksasi ekspor tembaga demi kelanjutan proyek smelter, Tony enggan memberikan komentar lebih jauh.
Ia hanya menegaskan pihaknya siap untuk menuntaskan proyek tersebut.
"Kita komitmen untuk selesaikan pembangunan smelter sesuai Kurva-S yang disetujui pemerintah," pungkas Tony.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News