kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dirut INAF diberi mandat birukan kinerja 2014


Kamis, 27 Maret 2014 / 11:46 WIB
Dirut INAF diberi mandat birukan kinerja 2014
ILUSTRASI. Katalog Promo JSM Superindo Diskon hingga 60% Periode 4-6 November 2022.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) optimistis kinerja bisa membiru tahun ini. Perseroan bakal melakukan efisiensi sekaligus sinergi dengan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tahun ini.

Direktur Utama Indofarma Arief Budiman menyatakan, dalam jangka waktu sembilan bulan ke depan manajemen Indofarma lakukan efisiensi dengan merestrukturisasi keuangan.

Contohnya adalah dengan meminimalisir jumlah jajaran direksi yang semula lima orang menjadi tiga orang. "Dengan begitu bisa terjadi penghematan sekitar Rp 2,5 miliar per tahun," kata dia selepas RUPS kemarin, (26/3).

Perseroan juga menyambut baik berkonsolidasi dengan PT Kimia Farma Tbk (KAEF). Konsolidasi dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini bisa membuat sinergi yang baik guna meningkatkan efisiensi. "Salah satu sinergi yang bisa dilakukan adalah dengan membeli bahan baku secara bersama-sama," ujarnya.

Asal tahu saja, kinerja keuangan Indofarma pada 2013 sangat tertekan. Meski penjualan naik dari Rp 1,156 triliun pada 2012 menjadi Rp 1,337 triliun pada 2013, perseroan malah merugi.

Perseroan merugi hingga Rp 54,22 miliar. Padahal tahun 2012, perusahaan farmasi pelat merah ini mampu meraih laba sebesar Rp 42,38 miliar. Laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk di 2013 pun merosot hingga 227,93% atau setara Rp 96,60 miliar.

Selain itu, beban pokok penjualan juga meningkat, pada 2013 beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 999,93 miliar dari Rp 788,15 miliar pada 2012.

Hutang perseroan juga turut membengkak, hutang jangka pendek naik dari Rp 396 miliar menjadi Rp 670 miliar secara year on year (yoy). Sedangkan, hutang jangka panjang naik dari Rp 538 miliar menjadi Rp 703 miliar secara yoy.

"Saya diberi mandat untuk bisa membuat kinerja membiru dalam waktu setahun, malah hanya sembilan bulan sampai Desember ini. Saya betul-betul harus bekerja keras dan meminta dukungan pada semua pihak," ucapnya.

 “Peningkatan dan penurunan HPE Produk Pertambangan Hasil Pengolahan disebabkan adanya fluktuasi harga internasional pada komoditas pertambangan tersebut,” jelas Bachrul. Sedangkan konsentrat ilminate dan konsentrat titanium lainnya tidak mengalami perubahan dibandingkan HPE periode sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×