Reporter: Kiki Safitri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Distribusi biodiesel 20% dengan campuran solar (B20) saat ini sudah mulai lancar. Sebelumnya, penyaluran ini sempat terkendala untuk kawasan Indonesia bagian timur.
Johnson Sutjipto selaku Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) pada Rabu (14/11) mengatakan, pihaknya sudah dibicarakan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution belum lama ini. Dalam pembicaraan diputuskan, dari 112 titik penyerahan diperkecil menjadi 11 - 25 titik.
“Sekarang distribusi fame (Biodiesel) sudah di 11 -25 titik,” kata Johnson.
Menurut MP. Tumanggor selaku Direktur PT Wilmar Nabati Indonesia, dengan jumlah titik yang diperkecil, penyaluran bisa dilakukan secara optimal. Ini juga memaksimalkan keterbatasan kapal pengangkut yang ada.
“Tetapi dengan model yang mau di terapkan bahwa titik serahnya di 25 titik atua 11 titik, karena penggunaan kapal tidak sebanyak seperti penyerahan 112 titik,” kata Tumanggor.
Sejak mandatory penggunaan B20 pada September lalu, terjadi kendala pendistribusian. Namun, hal ini dinilai wajar karena pengusaha masih ragu dengan pelaksanaannya akibat belum dipersiapkan jauh-jauh hari.
“Iya ini kan baru sebulan, wajar kendala itu dimana. Kalau melakukan suatu hal yangbaru pasti ada sedikti2 kndalanya. Karena kemarin itu kan kita masih ragu-ragu apa benar akan dilaksanakan pada 1 sept. sehingga pas dijalankan kewalahan mencari kapal,” ujarnya.
Dengan distribusi B20 ini dilakukan di 112 titik mengakibatkan kebutuhan kapal untuk mengangkut B20 meningkat, sehingga hal ini dinilai menjadi terkendala dimana CPO (Curde Palm Olil) diangkut dengan kapal yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News