Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bulog terus memacu penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menjaga harga pangan. Namun, harga beras medium terpantau masih berada di atas batas harga eceran tertinggi (HET).
Hingga 4 September 2025, realisasi distribusi beras SPHP telah mencapai 323.000 ton. Dengan kata lain, distribusi beras yang dimulai sejak pertengahan Juli lalu ini sudah mencapai 24,85% dari 1,4 juta target hingga akhir tahun.
Sementara itu dalam periode waktu yang sama, panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga beras medium nasional masih bertengger di level Rp 14.085 per kilogram (kg), melampaui HET nasional Rp 13.500 per kg.
Malah, harga beras medium di Zona 3, yakni Maluku dan Papua, melambung jauh ke Rp 17.085 per kg, melampaui HET Rp 15.500 per kg. Pun di Zona 2, yakni Sumatera selain Lampung dan Sumatera Selatan, NTT, dan Kalimantan, harga beras medium berada di level Rp 14.155 per kg, melampaui HET Rp 14.000 per kg.
Sementara di Zona 1, yakni Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi, harganya berada di level Rp 13.493 per kg, masih di bawah HET Rp 13.500 per kg.
Baca Juga: Harga Beras Naik di 214 Daerah, Pemerintah Percepat Penyaluran SPHP
Menanggapi situasi itu, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog M. Suyamto memastikan pihaknya bakal terus menggenjot distribusi beras SPHP melalui saluran-saluran yang tersedia.
“Agar pendistribusian efektif, koordinasi intensif dilakukan dengan tim pengendali inflasi pusat maupun daerah,” kata Suyamto kepada Kontan, Kamis (4/9/2025).
Mutu Beras
Selain memastikan distribusi sesuai target, Suyamto bilang Bulog juga bakal menjaga mutu beras yang berasal dari gudangnya. Ia menjelaskan, saat ini seluruh gudang Bulog menerapkan sistem Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT) sebagai standar operasional resmi.
Baca Juga: Bapanas Pastikan Harga Beras SPHP Tetap Lebih Murah dari HET Beras Medium
Nah, sistem ini mencakup tiga unsur utama, yakni pencegahan, monitoring, dan pengendalian, sehingga mutu pangan tetap terjaga dari tahap penyimpanan hingga pendistribusian.
Setiap stok beras yang masuk gudang wajib melewati proses pemeriksaan kualitas menyeluruh dengan melibatkan surveyor independen. Selain itu, pengawasan rutin juga dilakukan setiap minggu agar standar kualitas tetap terjamin.
Jika ditemukan adanya beras yang mengalami penurunan mutu, Suyamto memastikan pihaknya bakal segera melakukan pemrosesan kembali untuk mengembalikan kualitas sesuai standar yang berlaku. Dus, beras yang sampai ke masyarakat tetap dalam kondisi baik.
“Bulog sebagai operator akan menjalankan kegiatan sesuai penugasan pemerintah. Kegiatan penyerapan akan mempertimbangkan pasokan secara optimal agar stok tetap terjaga. Fokus kami adalah memastikan ketersediaan beras dengan mutu baik dan jumlah cukup bagi masyarakat,” tandas Suyamto.
Baca Juga: Harga Beras Premium Masih di Atas HET, Perpadi Minta Bulog Buka Jalur Komersial
Selanjutnya: Simak Rekomendasi Saham dan Proyeksi IHSG untuk Pekan Depan
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 5-7 September 2025, Belimbing Madu Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News