Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sektor industri mikro dan dan kecil pada triwulan II tahun ini tumbuh 1,48% ketimbang triwulan I tahun ini. Salah satu industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah industri kertas dan barang dari kertas.
Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan pada triwulan I tahun 2011, industri manufaktur mikro dan kecil ini meningkat 1,26% ketimbang triwulan IV tahun lalu. "Indsutri mikro dan kecil adalah bagian industri manufaktur yang memiliki sumbangan signifikan dalam menciptakan lapangan kerja," katanya dalam konferensi pers Senin (1/8). Karena BPS baru memulai survei ini pada akhir tahun lalu, maka belum ada perhitungan survei year on year.
Ia mengatakan, jenis industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan II ini adalah industri kertas dan barang kertas yang naik 11,35%, industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer tumbuh 10,12%, dan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia tumbuh 9,92%.
Sementara itu, "Jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), dan barang dari anyaman dari rotan, bambu dan sejenisnya turun 5,83%, industri jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan turun 4,1%, dan industri bahan galian bukan logam turun 2,88%," jelas Rusman.
Sedangkan beberapa sektor industri yang memiliki kontribusi tertinggi pada triwulan II tahun ini, kata Rusman, antara lain industri furnitur sebesar 12,51%, industri barang galian bukan logam 12,39%, dan industri makanan 12,32%. Adapun industri yang memiliki kontribusi terendah antara lain industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional 0,11%, indsutri komputer, barang elektronik dan optik 0,12% dan industri peralatan listrik 0,21%.
Jika dilihat berdasarkan daerahnya, daerah yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Sumatra Utara yang naik 9,45%, Sumatra Barat naik 9,19%, dan Aceh naik 8,55%. "Propinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Propinsi Sulawesi Selatan yang turun 6,75%, Papua Barat 6,29% dan Kalimantan Barat turun 6,16%," kata Rusman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News