Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang batu bara, PT Harum Energy Tbk (HRUM) melakukan transaksi berupa pembelian saham Nickel Mines Limited pada 15 Desember 2020.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), HRUM telah membeli sebanyak 39.088.000 lembar saham Nickel Mines Limited dengan harga jual-beli sebesar AU$ 36.742.720. “Per tanggal 15 Desember 2020 perseroan memiliki 4,88% dari seluruh modal ditempatkan dalam Nickel Mines Limited,” tulis Manajemen HRUM, Rabu (16/12).
Pihak HRUM juga memastikan transaksi tersebut tidak memiliki dampak terhadap kelangsungan usaha dan kondisi keuangan perusahaan.
Nickel Mines Limited merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan nikel yang mana sahamnya tercatat di Bursa Efek Australia. Meski berasal dari Australia, perusahaan ini melangsungkan kegiatan operasionalnya di wilayah Indonesia.
Dalam catatan Kontan, Nickel Mines Limited memegang kepemilikan 60% saham di proyek Hengjaya Nickel dan Ranger Nickel. Kedua perusahaan tersebut mengoperasikan pabrik Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang memproduksi nikel pig iron (NPI) di Indonesia Morowali Industrial Park.
Baca Juga: Harga batubara bakal melambung berkat sejumlah katalis ini
Ini bukan kali pertama HRUM membeli saham Nickel Mines Limited, apalagi transaksi tersebut merupakan bagian dari upaya HRUM untuk mendiversifikasi bisnis ke sektor tambang non batu bara.
Berdasarkan berita sebelumnya, pada kuartal II-2020, HRUM mengakuisisi 3,72% saham Nickel Mines Liited dengan biaya sebesar AU$ 34,26 juta. Direktur Utama HRUM Ray Antonio Gunara pernah mengatakan, Nickel Mines Limited merupakan perusahaan yang bisa memberi dampak positif bagi kinerja HRUM di masa-masa mendatang. Apalagi, perusahaan ini sudah cukup terkenal di bidangnya.
Sekadar catatan, per kuartal III-2020, HRUM mampu memperoleh keuntungan berupa apresiasi harga saham Nickel Mines Limited sebanyak US$ 12 juta.
HRUM pun sukses membukukan kenaikan laba bersih sebesar 60,4% (yoy) menjadi US$ 25,7 juta hingga akhir kuartal III-2020. Sayang, di periode yang sama, merosotnya harga jual rata-rata batu bara membuat pendapatan HRUM terkoreksi 32% (yoy) ke level US$ 136,1 juta.
Selanjutnya: China borong batubara Indonesia, emiten batubara mana saja yang ekspor kesana?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News