kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Dongkrak Produksi Jagung dengan Adopsi Bioteknologi Benih


Senin, 24 Juli 2023 / 12:23 WIB
Dongkrak Produksi Jagung dengan Adopsi Bioteknologi Benih


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Salah satu metode yang digunakan dalam bioteknologi tanaman adalah tanaman Genetically Modified Organism (GMO) atau biasa disebut tanaman Produk Rekayasa Genetika (PRG), dimana metode ini bertujuan untuk mengubah atau memodifikasi sifat dan karakteristik tanaman secara genetik. Melalui bioteknologi tanaman, sifat-sifat yang diinginkan dapat diperkenalkan ke dalam tanaman untuk mencapai berbagai tujuan, seperti: Ketahanan terhadap hama dan penyakit, toleransi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, peningkatan kualitas nutrisi, dan juga peningkatan produktivitas.

Terkait hal tersebut di atas, KADIN Indonesia Bidang Pertanian mengadakan FGD Nasional dengan tema “Bioteknologi Tanaman Pangan: Kemajuan, Tantangan, dan Implikasi Untuk Peningkatan Produksi Jagung Nasional”. FGD yang diinisiasi oleh Ketua Komtap Ketahanan Pangan KADIN Indonesia (Prof. Hermanto Siregar) tersebut diselenggarakan pada tanggal 21 Juli 2023 secara hybrid yang dihadiri antara lain: Ketua Komptap Peternakan KADIN Indonesia (Tri Hardiyanto), KADIN Pusat, Kadin Provinsi/Kabupaten, Asosiasi, Akademisi, Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, Pengusaha dan Masyarakat umum.

FGD dibuka oleh WKU Bidang Pertanian KADIN Indonesia, Arif P. Rachmat yang menjelaskan bahwa bioteknologi tanaman telah menjadi topik yang penting dalam konteks keamanan pangan global. Dalam era modern ini, populasi dunia terus bertambah sementara lahan pertanian terbatas. Bioteknologi tanaman menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas, menghadapi tantangan lingkungan, dan memastikan ketersediaan pangan yang cukup. Namun penting untuk diingat bahwa implementasi bioteknologi tanaman harus dilakukan dengan tanggung jawab. Aspek etika, keamanan pangan, dan regulasi yang ketat harus diperhatikan untuk memastikan penggunaan teknologi ini memberikan manfaat maksimal bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Bioteknologi tanaman pangan yang salah satu varietasnya telah mendapatkan izin pelepasan dari pemerintah adalah benih jagung. Deputi Bidang Ketersediaan & Stabilisasi Pangan, Badan Pangan Nasional (I Gusti Ketut Astawa) dalam FGD tersebut mengatakan bahwa penggunaan bioteknologi benih jagung akan memberikan banyak manfaat bagi Indonesia, antara lain: meningkatkan produktivitas tanaman jagung, menambah cadangan pangan, berkontribusi pada ketahanan pangan negara, mengurangi ketergantungan pada impor, mengurangi stunting dan juga memberikan stabilitas pasokan bahan pangan dalam negeri.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Bioteknologi Dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BSIP Biogen), Kementerian Pertanian mengatakan bahwa varietas baru termasuk tanaman PRG sangat dibutuhkan bukan hanya oleh Indonesia, melainkan juga dunia. Terlebih, saat ini masuk pada krisis pangan global. Proses pelepasan tanaman PRG sudah melalui berbagai prosedur, termasuk saat mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait keamanan lingkungan, rekomendasi dari Kementerian Pertanian terkait keamanan pakan serta BPOM terkait keamanan pangan. Setelah itu, pemantauan rutin dilakukan pada tahun ke-3 (tiga) sejak tanaman PRG beredar dengan tujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya pengaruh merugikan dari penanaman varietas PRG tersebut, dengan waktu pemantauan rutin selama 3 tahun berturut-turut. Sejauh ini terdapat 8 Varietas bioteknologi tanaman jagung yang telah dilepas dan siap diedarkan, dimana hal tersebut akan membatu produktivitas dan kecepatan dalam menutupi defisit jagung di bulan-bulan berikutnya.

Selanjutnya sebagai perwakilan dari pelaku usaha dan innovator, yaitu Market Development Lead Indonesia PT BAYER (Ibnu Ridwan) mengatakan bahwa salah satu kendala yang dihadapi adalah lamanya waktu untuk persetujuan keamanan hayati yang memerlukan waktu minimum 7 tahun. Hal ini kemungkinan dikarenakan persetujuan keamanan lingkungan PRG mensyaratkan produksi data lokal yang membutuhkan waktu pemenuhan yang lama, selain itu kapasitas kajian tim teknis terbatas (waktu dan sumber daya). Pak Ibnu juga menambahkan perlunya menjadikan Industri Benih Nasional sebagai salah satu industri strategis oleh Kementerian Perindustrian, di mana ini akan menunjang Kemandirian Pangan Nasional dan kesiapan Indonesia menghadapi Tantangan Global terkait krisis pangan yang mungkin terjadi.

Sebagai penutup, Ketua Komtap Ketahanan Pangan KADIN Indonesia (Prof. Hermanto Siregar) memberikan masukan kepada pemerintah untuk mendorong kebijakan yang dapat memperpendek waktu penyelesaian dan mengurangi hambatan administratif yang tidak perlu dan juga meningkatkan koordinasi antara berbagai instansi terkait, dalam proses penerbitan persetujuan keamanan hayati, serta memperkenalkan mekanisme pemantauan dan penilaian kinerja untuk mengurangi perlambatan dan memastikan waktu penerbitan yang lebih cepat. Selain itu, industri benih harus dilihat sebagai industri yang strategis, kompleks, dan bernilai investasi tinggi (modal & teknologi). Industri benih harus dijadikan sebagai sektor terdepan dalam pengembangan pertanian Indonesia dan yang terakhir, Industri benih juga harus dimasukkan ke dalam lingkup pembinaan Kementerian Perindustrian. Dari diskusi pada FGD Nasional tersebut juga dihasilkan beberapa masukan terkait perlunya terobosan-terobosan kebijakan mengenai percepatan langkah-langkah strategis untuk kesiapan produksi Benih Jagung Bioteknologi tersebut, yang diharapkan dapat mempercepat kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan krisis pangan yang mungkin terjadi.

Sebagai tindak lanjut dari FGD Nasional ini, selanjutnya akan diadakan acara kunjungan ke NTB dari KADIN Indonesia beserta jajaran terkait dari Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional dan juga PEMDA setempat untuk meninjau persiapan yang telah dilakukan PT BAYER selaku salah satu produsen bioteknologi benih jagung terkait di demplot lahan Jagung Bioteknologi PT BAYER dan Sistem Closed Loop yang bekerjasama dengan PT Seger Agro Nusantara (SAN) sebagai off-taker, dimana acara tersebut rencananya juga akan dihadiri oleh 300 petani di Dompu, NTB pada tanggal 26 Juli 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×