Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang dari ujung Barat sampai ke Timur. Namun, sebagian besar perekonomian Indonesia masih terpusat di bagian Barat, sedangkan bagian Indonesia Timur masih relatif perlu dikembangkan.
Selain itu, isu tentang pemanasan global juga menjadi perhatian dunia, sehingga kebutuhan akan pasokan energi bersih yang ramah akan lingkungan sangatlah mendesak.
Kedua hal ini menjadi tantangan besar yang harus dihadapi, di mana kedua isu besar tersebut juga diangkat pada acara Indonesia Maritime Week 2025 yang digelar pada tanggal 26 Mei sampai 28 Mei 2025 ini di Jakarta International Convention Center.
Interport, anak usaha PT Indika Energy Tbk, menjawab tantangan tersebut sekaligus memperkuat komitmennya dalam mendorong pemerataan ekonomi di Indonesia Timur melalui perluasan infrastruktur logistik dan layanan rantai pasok terintegrasi.
Dengan fokus pada wilayah Papua, Sulawesi, dan Kalimantan, Interport menghadirkan solusi berbasis tiga pilar utama: Liquid Terminal, Bulk Terminal dan Port Investment.
Interport telah membangun serta mengoperasikan berbagai fasilitas di berbagai kawasan strategis di Indonesia, meliputi: Tanjung Batu (2009), Sorong (2017) dengan Offshore Supply Base untuk mendukung eksplorasi migas di kawasan Selat Makassar dan Tangguh.
Pengelolaan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) berkapasitas lebih dari 97 ribu KL yang terhubung langsung ke 5 (lima) dermaga melalui jalur pipa dengan kapabilitas in-line blending di Kariangau (Kalimantan Timur).
Penyediaan dan pengelolaan fasilitas serta jasa logistik untuk Pembangunan crude palm oil (CPO) refinery di Kariangau. Pengelolaan dermaga untuk proyek tambang nikel yang berkapasitas produksi hingga 3,64 juta ton bijih nikel/tahun di Morowali (Sulawesi Tengah). Freight forwarding & Consolidation Hub di Pelabuhan Mirah, Surabaya.
Fasilitas dan jasa 3PL (third party logistics) di Ternate dan Makassar. Pengelolaan dan distribusi stok curah (Vendor Managed Inventory) di Tanah Grogot. Kerjasama investasi pengelolaan Pelabuhan Petikemas di Batam.
Konsorsium hak konsesi Pelabuhan Petikemas dan Kendaraan di Subang. Layanan logistik terintegrasi seperti Trans-shipment (Ship-to-ship) dari Tanah Merah Terminal ke Teluk Adang di Kalimantan Timur. Dan skema multi-moda jasa fuel bunkering.
“Keberadaan infrastruktur di wilayah timur bukan hanya tentang akses, tetapi menciptakan ekosistem logistik yang terhubung dari hulu ke hilir. Ini membuka lapangan kerja dan mengakselerasi distribusi komoditas,” jelas Ibu Restrimaya Susiwi, Direktur PT Indika Logistic Support & Services (ILSS) & General and Container Port Business Deputy Director PT Interport Mandiri Utama, dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Sedangkan terkait akan pentingnya pasokan energi bersih juga menjadi perhatian utama dari pemerintah. Seperti yang akan dibahas pada acara Indonesia Maritime Week 2025 ini.
Sejalan dengan Permen ESDM RI No. 12/2024 tentang percepatan transisi energi, Interport turut mendorong transisi energi hijau dengan menyediakan B40 Biodiesel, bahan bakar campuran 40% minyak nabati yang mampu mengurangi emisi karbon hingga 37% dibanding solar konvensional (B0). Data emisi menunjukkan, setiap liter B40 hanya menghasilkan 0,00166 ton CO₂e, lebih rendah dari B0 yang mencapai 0,00266 ton CO₂e.
Interport menghadirkan solusi logistik terpadu melalui tiga pilar utamanya yaitu:
(1) Liquid Terminal, fasilitas yang dirancang untuk menyimpan dan menangani bahan cair dalam skala besar, seperti bahan bakar minyak dan produk petrokimia.
Fasilitas ini dilengkapi dengan sistem keamanan berstandar tinggi serta teknologi pengelolaan modern yang menjamin kualitas produk, efisiensi distribusi, dan kepatuhan terhadap regulasi keselamatan dan lingkungan.
(2) Bulk Terminal, guna mendukung aktivitas bongkar-muat dan penyimpanan muatan curah kering, komoditas seperti batu bara, bijih mineral, dan hasil pertanian. Dengan infrastruktur yang andal dan efisien, proses logistik berlangsung cepat, aman, dan ramah lingkungan, sekaligus memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan pemangku kepentingan.
(3) Port Investment, mencakup pengembangan pelabuhan baru maupun peningkatan fasilitas pelabuhan yang telah ada, guna menciptakan ekosistem logistik yang terintegrasi dan berdaya saing tinggi.
Interport membangun dan mengelola sistem otomasi secara mandiri bernama Logistics Integrated Automation System (LINTAS) untuk memantau pergerakan kargo, inventory, fleet, dan konsumsi sumber daya secara real-time.
Di Interport Business Park (Kariangau), kesatuan antara komunikasi operasi dermaga, pengelolaan sumber daya seperti alat berat, tenaga kerja, dan pengelolaan produk menggunakan LINTAS yang memberikan reliabilitas pada para mitra.
“Kami tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menciptakan kolaborasi dengan pemain global seperti ExxonMobil Lubricant Indonesia (EMLI), Portek International Pte Ltd, International Container Terminal Services (ICTSI), Pohang Iron and Steel Company (POSCO) dan PT Vale Indonesia. Ini adalah kunci transformasi logistik di wilayah timur,” tambah Restrimaya.
Dengan solusi-solusi tersebut, harapannya Interport dapat berperan penting dalam pengembangan perekonomian di Indonesia, khususnya di Indonesia bagian Timur dan dapat berkontribusi kepada dunia dalam menghadirkan bahan bakar yang ramah lingkungan. Interport hadir pada Indonesia Maritime Week 2025 di Hall 2, Jakarta International Convention Center, Jakarta, Indonesia.
Selanjutnya: OJK Susun Rancangan Surat Edaran Laporan Bulanan LJK Penyelenggara Kegiatan Bullion
Menarik Dibaca: BSI Gencarkan Literasi Haji Muda Lewat Cicil Emas dan Tabungan Haji
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News