Reporter: Amailia Putri Hasniawati |
JAKARTA. Dua kendala mengganjal petani singkong ditengah upaya meningkatkan produksi singkong.
Pertama, singkong belum menjadi tanaman yang dibudidayakan sehingga kontinuitas produksi tidak bisa dipertahankan.
“Jadi kalau panen, panen semua, setelah itu habis tidak ada produksi lagi. Jadi untuk menjaga kontinuitas kami perlu bimibingan dan arahan dari pemerintah untuk mengatur jarak waktu tanam,” kata Sekretaris Asosiasi Petani Singkong Indonesia (APSI) Romi Irawan.
Kedua, membeludaknya produksi singkong pada masa panen tertentu juga membikin para tengkulak menekan harga. Karena petani membutuhkan dana cepat, maka dengan harga berapapun singkong langsung digulirkan ke tangan tengkulak.
Contohnya, pada panen terakhir beberapa waktu lalu, singkong (belum kupas) dilepas dengan harga Rp 400 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News