kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Dua Opsi untuk Proyek Inalum


Sabtu, 12 Juni 2010 / 08:00 WIB


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Pemerintah akan secara serius membahas kelanjutan proyek kerjasama PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dengan Jepang.

Menteri Perindustrian MS Hidayat menuturkan, untuk proyek Inalum ada dua opsi yang akan diambil; yaitu mengambil seluruh saham (take over) dengan konsekuensi Indonesia harus membayar sejumlah nilai buku aktif, atau memiliki mayoritas saham.

"Kalau memiliki mayoritas saham, manajemennya harus membuat program yang lebih bagus sehingga ketika diambil alih manajemennya sudah pasti akan lebih maju," kata Hidayat.

Ia menambahkan, Indonesia juga harus memperhitungkan segala sesuatunya secara rasional. "Jangan emosi mau melakukan take over (pengambil alihan) tapi nyatanya kinerjanya malah turun," jelas Hidayat. Ia berharap, Oktober nanti sudah ada hasil perundingan ini secara konkrit.

Inalum adalah perusahaan patungan dengan Jepang dan pemerintah Indonesia. Inalum memproduksi 250.000 ton per tahun alumunium. Dari produksi ini sekitar 40% digunakan untuk kebutuhan dalam negeri, sementara 60%nya diekspor ke Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×