kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duh, Pendapatan Pengemudi Ojol di Jabodetabek Hampir Sama dengan Biaya Operasionalnya


Senin, 10 Oktober 2022 / 04:22 WIB
Duh, Pendapatan Pengemudi Ojol di Jabodetabek Hampir Sama dengan Biaya Operasionalnya
ILUSTRASI. Survei Kemenhub menunjukkan pendapatan pengemudi ojol per hari hampir sama dengan biaya operasionalnya. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada temuan baru mengenai pendapatan pengemudi ojek online alias ojol. Yakni, pendapatan pengemudi ojek online (ojol) per hari hampir sama dengan biaya operasionalnya. 

Temuan tersebut didasarkan pada survei Badan Penelitian dan Pengembanagn (Balitbang) Kementerian Perhubungan Kementerian Perhubungan. Survei ini dilakukan Balitbang Kemenhub selama periode 13-20 September 2022 menggunakan media survei online di wilayah Jabodetabek. 

"Pendapatan per hari pengemudi hampir sama dengan biaya operasionalnya. Terbanyak rata-rata pendapatan per hari Rp 50.000– Rp 100.000 (50,10%) dan biaya operasional per hari terbanyak kisaran Rp 50.000– Rp 100.000 (44,10%)," demikian hasil survei Balitbang Kemenhub dikutip dari Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno, Minggu (9/10/2022). 

Selain itu, temuan lain dari hasil survei tersebut adalah pengemudi ojol didominasi oleh pria (81%) dengan usia terbanyak 20-30 tahun (40,63%) serta lama bergabung menjadi pengemudi ojek online terbanyak kurang dari 1 tahun (39,38%). 

"Status sebagai pekerjaan utama 54% dan sebagai pekerjaan sampingan 46%," demikian hasil survei Balitbang Kemenhub. 

Baca Juga: Komunitas Driver Ojol Ramai-Ramai Kirim Surat ke Kemenhub, Apa Isinya?

Kemudian, pendapatan pengemudi ojol berkurang setelah diberlakukan tarif baru akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebelum pemberlakuan tarif baru banyaknya pesanan ojol sekitar 5-10 kali (46,88%) dan sesudah pemberlakuan tarif baru berkurang dari 5 kali (55,65%). 

Hasil survei juga menunjukkan, 52,08% pengemudi ojol mengaku jarang mendapatkan bonus dari aplikator dan 37,40% menyatakan tak pernah mendapat bonus. Sementara, 75,79% mengaku jarang mendapatkan tip dari penumpang. 

"Dengan adanya pemberlakuan tarif baru, sebagian pengguna jasa ojek online mengurangi penggunaan dan tak sedikit yang berpindah ke angkutan lain," kata Djoko. 

Baca Juga: BLT Ojol Cair Bulan Oktober 2022, Ini Informasi Soal Data Penerimanya

Djoko mengatakan, secara umum, hasil survei tersebut menunjukkan bahwa masyarakat belum memahami rincian biaya jasa (tarif) ojek online yang dikenakan. Ia mengatakan, kenaikan tarif ojek online yang hampir bersamaan dengan kenaikan harga BBM cukup dirasakan oleh masyarakat. 

"Namun, sebagian masyarakat memahami bahwa kenaikan tarif bertujuan untuk kesejahteraan pengemudi," ujarnya. 

Terakhir, Djoko mengatakan, beberapa masukan dari masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan para pengemudi ojek online di antaranya yaitu, mengenai penyesuaian tarif, pengadaan bonus/reward, peningkatan pelayanan, penurunan potongan aplikator, dan penurunan harga BBM.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hasil Survei Kemenhub: Pendapatan Pengemudi Ojol Hampir Sama dengan Biaya Operasional"
Penulis : Haryanti Puspa Sari
Editor : Erlangga Djumena

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×