Reporter: Bunga Claudya, RR Putri Werdiningsih | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Langkah pemerintah Tiongkok mendevaluasi mata uang Yuan sepertinya belum berpengaruh terhadap bisnis ritel domestik. Meski aksi ini bisa membuat produk asal negeri China ini membanjiri pasar Indonesia, toh para peritel lokal masih tetap mempertahankan harga jual.
Namun ini dengan catatan, para pemasok lah yang menjadi penentu harga jual produk di pasar ritel. Saat ini mereka tetap mempertahankan harga jual. "Saya kira para pemasok tidak akan serta merta mengerek harga jual. Namun bila kondisi ini bertahan seperti sekarang, kenaikan harga baru bisa dilakukan tiga bulan lagi," kata Wiwied Yusuf, Direktur Pemasaran PT Indomarco Prismatama, pengelola minimarket Indomaret kepada KONTAN, Rabu (12/8).
Hal ini terjadi lantaran para pemasok biasanya sudah mengamankan stok pasokan barang antara tiga bulan sampai enam bulan mendatang.
Menurut Wiwiek, para prinsipal Indomarco hingga saat ini juga belum ada yang menyampaikan rencana kenaikan harga meskipun nilai tukar rupiah terus anteng di atas Rp 13.000 lebih per dollar AS.
Selain itu, sebagai pemasok, Indomarco juga mesti berhati-hati bila ingin mengerek harga jual. Hal ini untuk menjaga persaingan bisnis.
Tak hanya persoalan harga jual, Indomarco juga masih optimistis potensi serbuan barang impor asal Tiongkok tak akan mempengaruhi penjualan barang di Indomaret. Soalnya, komposisi barang impor di gerai Indomaret cuma 5% saja. Itupun kebanyakan berasal dari Singapura dan Eropa.
Sama halnya dengan Indomarco, PT Trans Retail Indonesia, pengelola gerai Trans Retail ini memastikan bahwa harga jual di gerai Trans Retail bakal tetap kompetitif.
Menurut Satria Hamid, General Manager Corporate Communication PT Trans Retail Indonesia, pihaknya bakal menjual produk sesuai dengan harga yang diinginkan pemasok. Bila harga jual masih murah maka Trans Retail akan menjualnya murah juga.
"Kalau bicara soal harga jual produk di ritel sebetulnya saja yang membedakan adalah pelayanannya dan suasana belanja. Nah, biasanya kami perkuat promosi," ucap dia.
Sedangkan menurut Setyadi Surya, Direktur PT Ramayana Makmur Sentosa, induk usaha dari PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), pihaknya tidak bakal membuka pintu masuk bagi produk-produk impor dari China meskipun bisa lebih murah setelah devaluasi Yuan. "Kami tidak tertarik impor dari China. Sekitar 99,9% produk kami adalah lokal," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News