kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Ekonom Celios Perkirakan Dunia Usaha Akan Alami Tantangan Pasca Lebaran


Senin, 18 April 2022 / 13:11 WIB
Ekonom Celios Perkirakan Dunia Usaha Akan Alami Tantangan Pasca Lebaran
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja menjahit kain sarung di industri sarung Asaputex, Tegal, Jawa Tengah,


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan, kondisi dunia usaha semakin bergeliat pada kuartal II 2022 karena berkaitan dengan pelonggaran mobilitas di mana mudik Lebaran akan meningkat.

“Terlihat dalam berbagai indikator permintaan jasa transportasi dan akomodasi meningkat. Selain itu pemberian tunjangan hari raya (THR) secara penuh mampu mendongkrak konsumsi rumah tangga sehingga kapasitas produksi ikut ditingkatkan,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Jumat (15/4).

Selain itu menurut Bhima, faktor musiman Ramadan dan Idul Fitri juga sangat menentukan optimisme dunia usaha. Walaupun begitu, dirinya mengatakan tantangan terberat justru datang setelah Lebaran.

Pertama, kenaikan harga barang atau inflasi akan jauh lebih tinggi sementara kenaikan harga beruntun terjadi pada komoditas pangan dan energi.

Baca Juga: Sebanyak 19.680 Warga DKI Bisa Mudik Gratis ke 17 Daerah, Ini Cara Daftarnya

Kedua, setelah Lebaran ketika THR mulai menipis, baru terjadi dampak signifikan ke minat masyarakat melakukan belanja khususnya kelas menengah.

“Hal ini akan mempengaruhi sektor retail, kendaraan bermotor, properti hingga barang elektronik,” tambahnya.

Ketiga, kondisi tenaga kerja masih belum positif dibuktikan dengan kontraksi sebesar -1,44% SBT pada kuartal I 2022. Menurutnya, jika inflasi naik terlalu tinggi sementara serapan tenaga kerja masih terbatas maka dikhawatirkan akan terjadi stagflasi.

Keempat, jika inflasi direspon dengan penyesuaian suku bunga maka naiknya suku bunga pinjaman perlu mendapat perhatian karena meningkatkan beban terhadap konsumen. Bhima mencontohkan, untuk kredit kendaraan bermotor diperkiarakan bunga pinjaman naik 1-2% p.a.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×