kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspansi KAEF untuk penuhi kebutuhan dalam negeri


Kamis, 14 April 2016 / 09:00 WIB
Ekspansi KAEF untuk penuhi kebutuhan dalam negeri


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pasca diberlakukannya paket kebijakan ekonomi XI untuk farmasi, emiten pelat merah farmasi PT Kimia Farma Tbk terus menggenjot sejumlah ekspansi di tahun ini.

Yang terbaru perusahaan berkode saham KAEF ini melakukan kerjasama dengan perusahaan Korea Selatan Sungwun Pharmacopia untuk pembangunan pabrik bahan baku obat pertama di Indonesia.

Direktur Pemasaran KAEF M. Wahyuli Syafari mengatakan, skema kerjasama merupakan joint venture dengan porsi KAEF 70% dan Sungwun 30%. Rencananya, groundbreaking proyek akan dilakukan tahun ini.

Saat ini, proses kerjasama sedang dalam tahap persetujuan rencana induk produksi ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM). Nantinya, pabrik yang berlokasi di Cikarang ini akan memproduksi 15 bahan baku obat dengan kapasitas 180 ton per tahun.

"Produksinya akan diserap domestik 20%, selebihnya yaitu 80% akan diekspor ke Amerika dan Jepang," kata Wahyuli di kepada KONTAN di Jakarta pada Rabu (13/04).

Wahyuli mengaku, selain Korea Selatan, ada beberapa negara yang sudah bertemu dengan KAEF untuk membicarakan soal kerjasama.

"Yang terakhir, Finlandia mau ketemu, tetapi baru bicara-bicara saja," katanya.

Selain itu, pengembangan pabrik garam farmasi tahap II akan segera dilakukan groundbreaking pada Mei mendatang. Dengan penambahan pabrik II, maka total kapasitasnya menjadi 6.000 ton per tahun. Sekadar informasi, pabrik I memiliki kapasitas 2.000 ton dan pabrik II 4.000 ton per tahun.

"Maka kebutuhan garam farmasi secara nasional akan terpenuhi 100%," jelas Wahyuli.

Sementara, pabrik pertama sudah mulai berproduksi tahun ini dengan menghasilkan 30 ton garam farmasi. Wahyuli mengklaim penjualan akan dimulai saat peluncuran resmi pada Mei mendatang bersamaan dengan groundbreaking tahap II.

Baik pabrik bahan baku obat maupun garam farmasi ini dijadwalkan bisa mulai beroperasi dan berjualan pada 2018 mendatang.

Tahun ini juga KAEF akan membangun kurang lebih 100 apotek dan 50 klinik. Ditambah penambahan sembilan produk dan varian obat baru untuk obat bebas.

Untuk melancarkan ekspansinya, KAEF butuh dana belanja modal sekitar Rp 979 miliar. Dari berita KONTAN sebelumnya, perseroan sudah memiliki kas internal sejumlah Rp 500 miliar. Sisanya masih mencari pendanaan yang murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×