kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,61%
  • IDX 6.787   -120,00   -1,74%
  • KOMPAS100 980   -16,66   -1,67%
  • LQ45 754   -11,11   -1,45%
  • ISSI 221   -4,23   -1,88%
  • IDX30 391   -6,58   -1,66%
  • IDXHIDIV20 457   -9,06   -1,95%
  • IDX80 110   -1,76   -1,57%
  • IDXV30 113   -1,97   -1,71%
  • IDXQ30 126   -2,46   -1,91%

Ekspor Biji Kopi ke Negara Timur Tengah Alami Penurunan Imbas Konflik Israel-Iran


Senin, 23 Juni 2025 / 15:49 WIB
Ekspor Biji Kopi ke Negara Timur Tengah Alami Penurunan Imbas Konflik Israel-Iran
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa. Indonesia mengekspor biji kopi ke berbagai negara di dunia, salah satunya ialah negara-negara di Timur Tengah. ?


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA Indonesia mengekspor biji kopi ke berbagai negara di dunia, salah satunya ialah negara-negara di Timur Tengah. 

Biji kopi yang diekspor ke berbagai negara di Timur Tengah berjenis Robusta mulai grade satu hingga grade empat. Namun, ekspor biji kopi ke negara Timur Tengah mengalami kelambatan sebab karena krisis Israel-Iran yang tengah terjadi lebih dari sepekan ini.

Hal ini disampaikan oleh, Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Moelyono Soesilo. Moelyono menjelaskan bahwa ekspor biji kopi dari Indonesia ke Israel telah ditunda sepekan lalu. Ada pun sebelumnya, Moelyono menjelaskan bahwa Indonesia mengekspor biji kopi ke Israel sebesar satu sampai dua Full Container Load (fcl) per bulannya.

"Untuk pengiriman biji kopi ke negara yang terlibat langsung, seperti Israel, ada permintaan untuk penundaan. Baru terjadi minggu kemarin," beber Moelyono kepada Kontan, Senin (23/6).

Baca Juga: Aset Safe Haven Naik Daun di Tengah Geopolitik yang Memanas, Cek Rekomendasinya

Selain itu, ekspor ke negara-negara lain seperti Dubai, Mesir, Turki, dan Aljazair, juga terpengaruh.

Untuk ekspor ke Dubai misalnya, Moelyono menjelaskan bahwa kini setelah terjadi krisis antara Israel dan Iran, ekspor biji kopi ke Dubai mengalami kelambatan. Meskipun, ia menegaskan bahwa kondisi distribusi masih terkendali.

"Dubai, kondisinya masih aman terkendali, mungkin kondisi agak slow pasti terjadi," tuturnya.

Ekspor biji kopi ke Dubai mengalami penurunan yang mulanya di kisaran volume 4-6 fcl per bulan. Kini, hanya di kisaran 2-4 fcl per bulan. Moelyono menjelaskan bahwa pengurangan volume ekspor biji kopi ke Dubai ini terjadi sejak bulan April lalu.

Kondisi ini ternyata tak hanya disebabkan oleh masalah krisis Israel-Iran, tetapi juga ketatnya kualitas kopi yang diminta Dubai.

"Dubai, sejak bulan April. Selain masalah konflik, juga masalah supply bahan baku biji kopi yang belum tersedia. Harus menunggu panen baru karena kualitas tinggi yang diminta oleh Dubai," tambahnya.

Selain itu, kondisi yang sama juga terjadi di negara Timur Tengah lain, seperti Mesir, Turki, dan Aljazair. Ekspor biji kopi ke ketiga negara tersebut juga turut mengalami penurunan akibat terdampak krisis geopolitik ini.

Pun, faktor lain yang menyebabkan penurunan permintaan biji kopi asal Indonesia ialah meningkatnya harga kopi pada periode Maret-Mei 2025.

"Mesir, Turki, Algier semua terkena pengaruh. Faktor ketiga yang menghambat, harga kopi yang tinggi di bulan Maret - Mei 2025 ini," katanya.

Meskipun secara kuantitas permintaan ekspor biji kopi mengalami penurunan, Moelyono mengatakan bahwa pihaknya belum merasakan adanya kenaikan biaya logistik pengiriman biji kopi ke negara tujuan akibat krisis Israel-Iran ini.

Lebih lanjut, berbicara mengenai dampak krisis Israel-Iran terhadap impor biji kopi ke dalam negeri, Moelyono menjelaskan bila distribusinya tidak terpengaruh. Sebab, Indonesia banyak mengimpor biji kopi dari Vietnam yang tak melewati wilayah berisiko.

"Tidak, karena import kita biasanya dari Vietnam," tandasnya.

Terakhir, Moelyono menjelaskan bahwa sementara ini pihaknya belum mengambil langkah yang pasti untuk menghadapi krisis Israel-Iran ini.

"Sementara belum ada langkah yang pasti karena ini situasi global, jadi semua menghadapi hal yang sama. Kembali lagi ke policy dan strategi dari masing-masing perusahaannya," pungkasnya.

Baca Juga: Konflik Iran dan Israel Picu Lonjakan Harga Minyak dan Ancaman Inflasi Global

Selanjutnya: Pertama di Indonesia, BRI Terbitkan Social Bond Mendukung Pembiayaan Berkelanjutan

Menarik Dibaca: 4 Cara Menarik Kekayaan ke dalam Rumah ala Feng Shui, Tidak Sulit!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×