Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor Crude Palm Oil (CPO) diprediksi naik 8% tahun 2018 ini mencapai 26 juta ton dibanding tahun lalu 23,9 juta ton. Menurut Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun peningkatan ini karena permintaan dari beberapa negara juga naik.
"Permintaan naik di negara-negara seperti Tiongkok, Pakistan, Bangladesh terus meningkat sejak 2017," kata Derom kepada Kontan.co.id, Minggu (11/11).
Namun demikian penurunan permintaan juga terjadi. Misalkan di India yang menerapkan bea masuk yang tinggi sehingga pasokan CPO mulai berkurang.
"Di India permintaan turun karena ada kenaikan tarif bea masuk, mungkin ekspor ke India tidak bertambah atau menurun sedikit. Kalau menurun sekitar 3% lah menurunnya," ujarnya.
Penggunaan minyak sawit dalam negeri saat ini juga sedang bergejolak. Bahkan penggunaan untuk industri berkisar 3,3 juta ton hingga 4 juta ton tahun ini.
" Pemakaian dalam negeri untuk industri minyak goreng, oil kimia, dan biodiesel. Itulah yang menyerap sebagian CPO itu," ungkapnya.
Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyebut bahwa ekspor minyak sawit Indonesia sepanjang tahun 2017 tercatat sebesar 31,05 juta ton, dengan nilai ekspor mencapai US$ 22,97 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News