Reporter: Handoyo | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memproyeksikan nilai ekspor produk perikanan selama 2012 mencapai US$ 3,9 miliar. Jumlah ini masih di bawah target senilai US$ 4,2 miliar. Krisis ekonomi yang melanda negara kawasan Eropa menjadi satu pemicu produksi tak sesuai target.
"Perhitungan itu belum termasuk revitalisasi tambak udang tahun ini," kata Saut Parulian Hutagalung, Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) KKP, Selasa (11/12).
Pencapaian kinerja ekspor juga dipengaruhi suplai bahan baku produk perikanan. Kinerja ekspor produk perikanan Indonesia masih didominasi jenis udang, tuna dan rajungan. Ekspor udang setara 40% dari keseluruhan ekspor produk perikanan.
Saut mengakui, ekspor produk perikanan cukup berat pada tahun ini, khususnya di semester kedua. Mulai September, produksi udang berkurang karena sudah panen sebelum lebaran.
KKP semula menargetkan nilai ekspor produk perikanan selama tahun ini US$ 3,6 miliar. Namun sejak kepemimpinan berganti di awal tahun ini, KKP mengerek target menjadi US$ 4,2 miliar. Pada tahun depan, KKP menargetkan nilai ekspor produk perikanan mencapai US$ 5 miliar.
Per akhir Agustus 2012, nilai ekspor produk perikanan Indonesia mencapai US$ 2,5 miliar, naik 13,2% year-on-year. Sedangkan impor produk perikanan hingga Agustus US$ 253,3 juta, turun 22,5% year-on-year.
Herwindo, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia, menyebutkan resesi di Eropa menjadi satu faktor penyebab terpengaruhnya kinerja ekspor produk perikanan Indonesia.
Thomas Darmawan, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia menilai proyeksi nilai ekspor perikanan tahun ini harus diapresiasi. "Nilai ekspor tahun lalu US$ 3,52 miliar," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News