Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski kompetisi Piala Dunia baru berlangsung tahun depan, persaingan untuk menyiarkan acara itu di Indonesia sudah mulai berlangsung. Electronic City Entertainment (ECE) yang memenangi hak siar Piala Dunia 2010 di Indonesia mulai menawarkan pertandingan itu ke empat televisi (TV) terestrial.
"Kami sedang melakukan negosiasi dengan RCTI, SCTV, Trans Corp, dan Indosiar," ungkap Direktur Sales & Marketing ECE, Fary Farghob, Senin (25/5). ECE tidak akan melakukan tender terbuka, tapi memilih mendekati langsung beberapa stasiun TV. Nantinya, ECE tak berniat menjual siaran pertandingan secara mutlak. "Kami akan lakukan pembagian keuntungan dari kue iklan yang diperoleh selama penyiaran," ujar Fary. Tentu, ECE akan memilih TV yang menawarkan porsi pembagian laba paling menarik.
Lantas, berapa harga hak siar Piala Dunia 2010? Soal ini, ECE memilih bungkam. Yang jelas, para operator TV terestrial kini mulai berhitung cermat untuk melakukan penawaran. "Harga hak siar ditambah biaya produksi penyiaran harus mampu ditutup dengan pemasukan dari iklan," ujar Budi Darmawan, juru bicara SCTV, pemegang hak siar Piala Dunia 2006.
"Porsi biaya untuk produksi siaran juga harus diperhitungkan," imbuh Rahmat Edi, Produser Eksekutif program olahraga Trans7.
Menurut Budi, nilai hak siar Piala Dunia 2010 tentu lebih mahal dari Piala Dunia 2006. Tapi, Budi enggan menyebut nilai kontrak Piala Dunia 2006 itu sebagai acuan. Menurut kabar yang beredar, SCTV membayar sedikitnya US$ 10 juta atau setara sekitar Rp 90 miliar saat itu. Angka itu dua kali lipat nilai hak siar Piala Dunia 2002 yang hanya sebesar US$ 5 juta.
Dari empat TV terestrial itu, santer beredar kabar RCTI menjadi kandidat terkuat. Soalnya, RCTI juga memegang hak siar Mini World Cup dari ECE yang akan tayang sebelum Piala Dunia 2010 bergulir.
Gilang Iskandar, Sekretaris Perusahaan MNC, operator RCTI, TPI, dan Global TV, mengaku berani mengambil hak siar Piala Dunia Mini karena yakin belanja iklan bakal pulih pada tahun depan. "Tanda-tanda pemulihan sudah mulai tampak belakangan ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News