kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Enam Negara Ajukan Proposal Pembangunan Pembangkit Nuklir di Indonesia, Ini Daftarnya


Rabu, 30 April 2025 / 19:39 WIB
Enam Negara Ajukan Proposal Pembangunan Pembangkit Nuklir di Indonesia, Ini Daftarnya
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani Dewi.  Enam negara tercatat telah mengajukan proposal ketertarikan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Enam negara tercatat telah mengajukan proposal ketertarikan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.

Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, keenam negara itu adalah Amerika, Rusia, Denmark, Kanada, United Kingdom (UK) dan China.

"Komunikasi itu ke berbagai tempat ya, ke BRIN, ke DEN, ke PLN, ke Kementerian, berbagai negara. (Negara yang mengajukan) itu US, Rusia, Denmark, Kanada, UK, dan China," ungkap Eniya saat ditemui di Komplek DPR RI, Jakarta, Rabu (30/4).

Sayangnya Eniya mengebut, proposal-proposal kerjasama yang masuk belum ditindaklanjuti oleh pihaknya.

Hal ini lantaran, ekosistem terkait pengembangan PLTN belum ajeg. Di awal, Eniya bilang Indonesia harus lebih dulu memiliki Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO) atau Organisasi Pelaksana Program Energi Nuklir.

  Baca Juga: PLTN akan Menggantikan Pembangkit Berbasis Gas

"Kalau itu semua belum kita tindak lanjuti, Nepio saja kita (belum), harus memastikan ekosistemnya, akan ada regulatornya, unsur penunjangnya, dan pelakunya sendiri, owner dari ketenagalistrikannya sendiri," jelasnya.

Adapun, bauran energi listrik yang berasal dari pembangkit nuklir telah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.

"Target kita nanti di RUPTL yang baru, ini sesuai Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). Semua negara yang saya sebutkan itu sudah bertemu, tapi tidak ada keterikatan," jelasnya.

Sebelumnya dalam catatan Kontan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa PLTN pertama Indonesia ditargetkan mulai beroperasi pada 2030 atau paling lambat 2032.

"Untuk PLTN kita targetkan mulai operasi pada 2030 atau 2032. Karena itu, semua regulasi terkait PLTN harus segera dipersiapkan," ujar Bahlil dalam sidang perdana Anggota DEN Tahun 2025, Kamis (17/4) lalu.

Anggota DEN dari unsur pemangku kepentingan, Agus Puji Prasetyono juga menjelaskan bahwa PLTN perdana dirancang memiliki kapasitas awal 2x250 Megawatt (MW).

Dengan lokasi prioritas pembangunannya tersebar di beberapa provinsi, yakni Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, dan Pulau Halmahera.

“Setelah unit pertama dibangun, akan ada ekspansi dengan kombinasi reaktor berukuran besar, menengah, hingga kecil,” jelas Agus. 

Baca Juga: Proyek PLTN Perlu Gandeng Negara Lain

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×