Reporter: David Oliver Purba | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Distributor resmi telepon seluler (ponsel) impor, PT Erajaya Swasembada Tbk tak gundah dengan rencana pemerintah untuk mewajibkan merek ponsel global memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) jika beredar di Indonesia.
Emiten berkode saham ERAA ini optimistis, prinsipal merek ponsel global yang mereka pasarkan sudah punya rencana untuk mengikuti aturan di Indonesia. "Kami harap nantinya tidak ada kekosongan produk (ponsel impor), karena prinsipal tengah mempersiapkan produk untuk aturan ini," kata Djatmiko Wardoyo, Sekretaris Perusahaan ERAA kepada KONTAN, Rabu (18/11).
Sebagaimana diketahui, pemerintah akan memberlakukan wajib TKDN 40% untuk ponsel berbasis 4G LTE. Aturan ini diberlakukan awal 2017 mendatang. Sebagaimana diketahui, ERAA merupakan distributor ponsel i-Phone dan juga BlackBerry yang masih impor. Kedua merek ini belum memutuskan, apakah memproduksi produknya di Indonesia atau tidak.
Djatmiko bilang, sampai saat ini mereka tidak mendalami halangan dalam proses pengadaan ponsel impor. Namun, merek lain yang didistribusikan ERAA sudah siap memenuhi aturan TKDN. Salah satu merek ponsel global tersebut adalah Lenovo yang telah merealisasikan pabrik perakitan di Serang, Banten.
Sampai kuartal III-2015, ERRA masih mencatat kenaikan penjualan 34% menjadi Rp 13,95 triliun ketimbang penjualan periode yang sama tahun lalu Rp 10,95 triliun. Djatmiko bilang, ada tiga faktor yang mendorong pendapatan ERAA. Pertama, beragamnya portofolio produk yang mereka pasarkan.
Kedua, merek gadget dengan aneka pilihan, mulai dari segmen low end sampai high end. Saat ini, ERAA memiliki 14 jenis barang dengan 18 merek yang di distribusikan di jaringan ritelnya.
Ketiga, adanya penurunan penjualan kompetitor yang membuat penjualan ERAA naik pesat. "Saat penjualan kompetitor turun, kami justru mengambil pangsa pasar mereka," klaim Djatmiko.
Hingga akhir tahun ini, ERAA membidik penjualan Rp 15 triliun. Namun Djatmiko mengklaim, penjualan mereka tahun ini bisa melampaui target menjadi Rp 16 triliun.
Diantara strategi ERAA untuk mencapai target penjualan ini adalah, memperbanyak jumlah gerai penjualan. Djatmiko bilang, tahun ini pihaknya menargetkan membuka 75 gerai baru.
Sampai dengan November 2015, ERAA sudah merealisasikan penambahan gerai sebanyak 60 unit. Selain di Indonesia, ERAA juga memperluas distribusinya hingga Malaysia. "Kami sudah membuka di Malaysia tetapi masih satu, dan tidak berpengaruh signifikan ke penjualan kami," tambah Djatmiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News