Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang nikel asal Prancis, Eramet mengemukakan kelanjutan dari target mereka menemukan potensi tambang nikel baru di Sulawesi dan Papua.
Presiden Direktur Eramet Indonesia, Jerome Baudelet mengatakan langkah ini dilakukan pihaknya untuk mengembangkan investasi lebih lanjut seperti yang telah dilakukan di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
"Kami membutuhkan kawasan pertambangan yang memadai untuk mendukung pengembangan hilir dan menarik mitra-mitra Eropa," ungkap Jerome saat ditemui di Jakarta, Rabu (19/02).
Baca Juga: Bertemu Menteri Investasi, Eramet Akan Eksplorasi Tambang Baru di Sulsel dan Papua
Selain nikel, Jerome menambahkan Eramet juga sedang melihat potensi pengembangan lithium, tetapi ini masih dalam tahap eksplorasi awal.
"Fokus utama kami di Indonesia memang nikel. Dalam hal lithium, kami harus memastikan apakah kualitas lithium yang ditemukan cukup baik untuk kepentingan industri," jelasnya.
Namun, secara umum, bisnis Eramet saat ini masih akan fokus pada pertambangan nikel karena ini adalah komoditas utama.
"Kami memang bergerak dalam produksi lithium, nikel, dan mangan, sehingga kami tidak berfokus pada komoditas lain seperti tembaga atau emas," katanya.
Lebih detail mengenai tahap eksplorasi tambang di kawasan Papua dan Sulawesi, Joreme bilang saat ini Eramet masih dalam proses mengajukan izin.
"Kami masih menunggu assignment license atau izin penugasan. Tanpa assignment license ini dari Kementerian, kami tidak bisa memulai eksplorasi dan menilai deposit," tambahnya.
Baca Juga: Indonesia Says France's Eramet Exploring New Mining Areas in South Sulawesi, Papua
Asal tahu saja, izin penugasan atau assignment license adalah izin yang diberikan Pemerintah untuk melakukan penyelidikan dan penelitian dalam rangka penyiapan wilayah izin usaha pertambangan untuk mengevaluasi dan menilai potensi di suatu wilayah.
Sebelumnya, minat Eramet untuk kembali mengembangkan bisnis nikelnya di Indonesia telah diumumkan oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P Roeslani.
Rosan melalui instagram pribadinya (03/02) mengatakan telah bertemu CEO Eramet Group (perusahaan pertambangan asal Prancis), Christel Bories.
Dalam pertemuan tersebut, Eramet memaparkan rencana investasinya, termasuk eksplorasi wilayah baru di Sulawesi Selatan dan Papua, serta pengembangan proyek Responsible Green Electric Vehicle (RGEC) yang melibatkan berbagai mitra strategis.
Selain mempercepat pertumbuhan industri EV di Indonesia, kolaborasi ini juga diklaim akan berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan transfer teknologi.
Baca Juga: Airlangga Ungkap Pentingnya Peran Baterai dalam Pengembangan Energi Terbarukan
Selanjutnya: Bapanas Targetkan Impor Gula 200.000 Ton Masuk Sebelum April 2025
Menarik Dibaca: Cuaca Besok, Jogja dan Sekitarnya Diguyur Hujan pada Sore atau Malam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News