Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Kiprah Erick Thohir di FC Internazionale Milano atau biasa disebut Inter Milan berakhir. Setelah menjadi pemilik salah satu klub sepakbola ternama di dunia selama dua setengah tahun, Erick terpaksa melego kepemilikan saham Inter Milan ke konglomerasi asal China, Suning Holdings Group.
Pelepasan saham Erick di Inter Milan kepada Suning berlangsung Senin ini (6/6) di Nanjing, China. Dalam pernyataan resmi Inter Milan, tidak disebutkan secara jelas besaran jumlah saham yang Erick Thohir lepas. Yang jelas International Sport Capital, salah satu lini bisnis Erick di bidang olahraga menjadi pemegang saham minoritas di Inter Milan.
Meski sudah tidak menjadi pemegang saham mayoritas, Erick masih tetap memegang jabatan Presiden Inter Milan. "Lewat kerjasama bisnis ini, kami berharap Inter Milan bisa kembali menempatkan diri menjadi salah satu klub sepakbola terpandang di dunia," kata Erick di situs resmi Inter Milan (6/6).
Sejauh ini, Inter Milan masih kalah bersaing dengan Juventus yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi kampium di Liga Italia. Di daftar klasemen terakhir Liga Italia periode 2015-2016, Inter Milan menduduki posisi keempat.
Erick berharap dengan menjalin kerjasama dengan Suning, brand klub Inter Milan bisa lebih berkembang di negeri tirai bambu. Apalagi klub peseturu abadi AC Milan ini mengklaim punya penggemar hingga 130 juta di China. Adapun total penggemar di seluruh dunia mencapai 250 juta penggemar.
Bagi Zhang Jindong, pimpinan Suning Holding Group, pembelian Inter Milan ini bisa memacu bisnis di bidang olahraga lebih berkembang. Apalagi perusahaan ini menjadi pemilik Jiangsu Suning FC. Selain itu, ini yang ditunggu-tunggu, Suning bakal menyuntik modal pembelian pemain ke Inter Milan. "Saya ingin kejayaan Inter Milan kembali dan menarik perhatian pemain sepakbola top dunia," ucap Zhang.
Asal tahu saja Suning Holdings Group punya bisnis utama ritel yang mempunyai gerai hingga 1.600 toko di China, Hong Kong dan Jepang. Selain itu perusahaan ini juga berkecimpung di ritel, properti, investasi, olahraga, media dan keuangan dengan total pendapatan hampir US$ 50 miliar tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
