kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

ESDM: Bauran EBT Baru Capai 13,21% per Mei 2025


Senin, 30 Juni 2025 / 19:09 WIB
ESDM: Bauran EBT Baru Capai 13,21% per Mei 2025
ILUSTRASI. Seorang pekerja melakukan pemeriksaan rutin di ruang turbin Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Santong berkapasitas 1.000 kw di Santong, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, NTB, Kamis (19/6/2025). Menurut data PLN NTB, saat ini bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di sistem kelistrikan NTB telah mencapai 5,37 persen dari total kapasitas terpasang dan angka tersebut ditargetkan meningkat menjadi 25,19 persen pada tahun 2034 sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/YU


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi bauran energi baru terbarukan (EBT) hingga Mei 2025 mencapai 13,21%, masih tertinggal jauh dari target tahunan yang ditetapkan.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu memaparkan, porsi batu bara dalam bauran energi pembangkit listrik nasional sepanjang 2024 mencapai 68,18% dari total produksi listrik sebesar 408,4 TWh. Sementara, kontribusi EBT hanya 12,06%, disusul gas sebesar 16,26% dan bahan bakar minyak (BBM) 3,50%.

Angka ini berasal dari produksi listrik PLN, IPP, Wilayah Usaha (Wilus), dan IUPTLS.

Meski pemerintah menargetkan bauran EBT mencapai 15,9% pada 2025 sesuai dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), realisasinya hingga Mei baru menyentuh 13,21%. 

Baca Juga: Lewat RUPTL Baru, PLN Targetkan Bauran EBT Capai 34,3% pada 2034

Proyeksi sampai akhir tahun pun belum menyentuh target, yakni hanya diperkirakan mencapai 13,59%. Di sisi lain, penggunaan batubara masih diperkirakan dominan sebesar 67,44%.

"Untuk 2026-2034, ini sudah ada pakem-pakemnya. Kemudian di RUKN, [bauran EBT ditargetkan] 15,9% di 2025. Kemudian di 2026, 16,4%. Kemudian 2030, 21%. 2031, 23,9%. 2032, 26%. 2034, 29,4%," kata Jisman dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Senin (30/6).

Baca Juga: PLN Capai 86% Target Pembangkit EBT dalam RUPTL 2021-2030, Ini Rinciannya

Untuk mengejar target tersebut, pemerintah menyiapkan sejumlah strategi. Ini mencakup percepatan pembangunan pembangkit EBT yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), serta optimalisasi co-firing biomassa di PLTU eksisting.

Menurut Jisman, bila seluruh proyek pembangkit berjalan sesuai rencana, PLN bisa mencetak bauran EBT yang melampaui target nasional mulai 2031. 

“Lanjut ke 2032, 2033 juga lebih. Dan di 2034, ujung dari RUPTL itu, kita harapkan bauran energi [EBT] dari PLN itu sudah 34,3% melebihi dari target EBT di RUKN 29,4%," pungkasnya.

Baca Juga: Sektor EBT Indonesia Tertinggal, ESDM Akui Karena Masih Kejar-kejaran dengan Fosil

Selanjutnya: Simak Proyeksi IHSG untuk Selasa (1/7) dan Rekomendasi Saham Pilihannya

Menarik Dibaca: Tiket Diskon KAI Terjual 1,89 Juta Kursi, Ini KA dengan Tarif di Bawah Rp 100 Ribu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×