Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Empat tahun berselang pasca Petroliam Nasional Berhad alias Petronas mundur dari Blok East Natuna, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali berharap perusahaan asal Malaysia itu mau bergabung lagi. Sebab saat ini Pertamina butuh mitra baru lantaran Total EP resmi mundur sebagai partisipan di blok ini.
Harapan kehadiran Petronas untuk ikut mengelola blok minyak dan gas bumi (migas) di perairan Natuna, Kepulauan Riau ini disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan Kamis (1/9). Pertimbangan, Kementerian ESDM, Petronas punya teknologi pemisahan karbon dioksida (CO2), yang bermanfaat di blok ini.
Perlu diketahui, cadangan gas terbukti Blok East Natuna mencapai 220 trillion cubic feet (tcf). Namun kandungan CO2 diperkirakan sangat tinggi yakni hingga 70%. Walhasil blok migas itu hanya mampu memproduksi 46 tcf saja.
Luhut menyatakan telah menyampaikan harapan ini saat bertemu Deputy Prime Minister Malaysia Ahmad Zahid Hamid, Rabu (31/8) pagi. "Saya bicara di Malaysia, kami ingin Petronas masuk bersama Pertamina di East Natuna," terang Luhut, Rabu (31/9) malam, yang menyebut dalam kunjungan itu didampingi oleh direksi PT Pertamina.
Pertamina memastikan tidak akan sendiri menggarap Blok East Natuna. Ada perusahaan asal Thailand yaitu PTT Exploration and Production, dan anak usaha ExxonMobil yakni Esso Natuna Ltd., yang akan jadi mitra blok ini.
Meskipun demikian Luhut menegaskan belum ada respon dan kepastian dari Petronas. Pun demikian, Kementerian ESDM juga menyodorkan peluang kerjasama blok lain di perairan Natuna, selain Blok East Natuna. "Mungkin ada blok lain yang mau kami tawarkan juga," ujar Luhut.
Sumber KONTAN di Petronas mengakui adanya tawaran kembali mengelola Blok East Natuna. Hanya saja, dia belum bisa menjelaskan apa sikap resmi Petronas. "Sepertinya benar, tapi saya sendiri belum menerima informasi dari head quarter," katanya kepada KONTAN, Kamis (1/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News